Wamendagri Bima Arya Sebut Mitigasi Bencana Warga Bojongkulur Patut Jadi Percontohan

Wamendagri Bima Arya Sebut Mitigasi Bencana Warga Bojongkulur Patut Jadi Percontohan

Kunjungan Wamendagri Bima Arya ke Bojongkulur, Kabupaten Bogor, pada Selasa (11/3/2025). Foto : Diskominfo--

RADAR JABAR - Wamendagri Bima Arya mengatakan, masyarakat Bojongkulur sudah memiliki mitigasi bencana yang sangat matang.

Menurutnya, mitigasi bencana masyarakat Kecamatan Gunung Putri itu layak untuk ditiru oleh warga lain untuk jangka pendek.

"Jadi untuk jangka pendek, mereka sudah memiliki sistem informasi dan mitigasi yang menurut saya layak untuk ditiru," kata Bima Arya di Bojongkulur, pada Selasa (11/3/2025).

Hasil pantauan dari kunjungan Bima yaitu, masyarakat Bojongkulur memiliki sistem pengelolaan informasi lewat CCTV maupun sosial media serta penanda untuk lokasi evakuasi.

"Ada informasi yang dikelola melalui CCTV, melalui jalur sosmed dan lain-lain. Dan kemudian juga sistim evakuasi juga saya lihat ada pendana penanda untuk lokasi itu bagus," jelasnya.

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Bongkar Bangunan Menjorok ke Sungai Penyebab Banjir

BACA JUGA:DPRD Kabupaten Bogor Minta Disperindag Pantau Harga Minyakita

Bukan hanya itu, kata dia, mitigasi bencana yang dilakukan oleh warga Bojongkulur sebagai percontohan bagi masyarakat lain. Mengingat prediksi BMKG akan terjadi curah hujan tinggi mendatang.

Diketahui, BMKG mempresikai hujan lebat akan mengguyur sejumlag wilayah Jabodetabek mulai 10 hingga 16 Maret mendatang.

Mantan Wali Kota Bogor itu mengungkapkan, pemerintah memang melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang tinggi.

"Memang pemerintah melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurai awan di atas laut maupun di daratan untuk tidak turun, dikurangi," ungkapnya.

Kendati begitu, ia mengatakan, masih sangat mungkin curah hujan tinggi lolos dan menimbulkan banjir.

"Karena itu kami mengingatkan di daerah-daerah rawan bencana dan banjir untuk siap siap memastikan sistem mitigasinya berjalan," kata dia.

"Memastikan warga tidak berada di lokasi ketika curah hujan sangat tinggi. Nah disini sudah biasa warga bisa naik ke atas ataupun warga bergeser ke tempat-tempat lain seperti misalnya posko di kecamatan," sambungnya.

Sumber: