Lapangan Basket Jadi Tempat Kekerasan, Perbasi Kabupaten Bogor Sanksi Dua Orang

Lapangan Basket Jadi Tempat Kekerasan, Perbasi Kabupaten Bogor Sanksi Dua Orang--(Sumber Gambar: ilustrasi/Pixabay/daschorsch)
“Di mediasi tadi juga dijelaskan bahwa Perbasi Kota Bogor juga telah menjatuhkan sanksi di antaranya larangan bermain di Kota Bogor selama 1 tahun untuk pelaku, mencabut lisensi pelatih dan asisten pelatih SMP Mardi Waluya,” jelas Ridwan Eka saputra.
BACA JUGA:Seusai Dilantik Presiden Prabowo, Bupati dan Wakil Bupati Bogor 2025-2030 Disambut Meriah Warga
Perbasi Kabupaten Bogor tidak dapat memberikan, sanksi secara langsung kepada pelaku dan pihak sekolah yakni SMP Mardi Waluya.
Organisasi olahraga basket itu lantas mendorong pihak Disdik Kabupaten Bogor, untuk memberikan sanksi melalui sekolah.
Hasil audiensi dengan Disdik yakni, pemberian teguran kepada SMP Mardi Waluya atas dasar kelalaian dalam membina pelatih dan asisten pelatih. Pihak Disdik juga, memerintahkan untuk menonaktifkan pelatih dan asisten pelatih dari sekolah tersebut.
Menurut Ridwan, keputusan yang diambil oleh Disdik sejalan dengan sanksi yang diberikan oleh Perbasi Kabupaten Bogor yakni, larangan beraktivitas pada kegiatan bola basket di Bumi Tegar Beriman.
Dia menyatakan, sanksi yang dijatuhkan kepada pelatih dan asisten pelatih karena mereka bertanggung jawab penuh dalam pertandingan yang disertai pemukulan itu.
"Kalau dari Perbasi tadi tegas kita akan memberikan surat pemberitahuan larangan beraktivitas basket di Kabupaten Bogor kepada pelatih yang terlibat, untuk durasi sanksinya kita akan plenokan dulu di internal kita," tegasnya.
Kejelasan Aturan Pemain Basket dari Sekolah Belum Optimal
Kembali ke Nurunnisa, kata dia, kasus kekerasan itu diharapkan menjadi momentuk untuk melakukan evaluasi pertandingan basket sekolah.
Dia mengungkapkan, Perbasi Kabupaten Bogor hanya memiliki kewenangan menangani pemain yang berasal dari klub.
Oleh karena itu, Perbasi Kabupaten dan Kota Bogor, serta Dinas Pendidikan agar melakukan diskusi lebih dalam bersama Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) dengan tujuan membentuk aturan dalam penanganan pemain yang berasal dari sekolah.
Sumber: