Sejarah Jam Tangan Pintar Bisa Tercipta, Pasar Analog Bisa Kalah dengan Smartwatch Jika Minim Inovasi
Sejarah Jam Tangan Pintar atau Smartwatch-RJ-
Seiko Ruputer memiliki prosesor 16-bit dengan kecepatan 3,6 MHz, memori penyimpanan non-volatile sebesar 2 MB, dan RAM sebesar 128 KB. Layarnya adalah LCD monokrom dengan resolusi 102 × 64 piksel. Untuk input, jam tangan ini dilengkapi joystick kecil 8 arah dan enam tombol fungsi. Selain itu, Ruputer memiliki antarmuka serial dan port inframerah untuk berkomunikasi dengan perangkat lain.
Ruputer memungkinkan pengguna menjalankan aplikasi, menyimpan data, dan terhubung ke PC melalui docking station. Fitur-fitur yang ditawarkan meliputi penulisan memo, pembuatan janji temu, kalender, pembaruan daftar tugas, pencatatan pengeluaran, bermain game, serta menggunakan kalkulator langsung dari pergelangan tangan. Perangkat ini menggunakan dua baterai jam tangan berkekuatan tinggi yang dapat bertahan hingga 30 jam penggunaan.
Ruputer adalah salah satu perangkat jam tangan konsumen pertama yang mampu menjalankan aplikasi dan terhubung ke PC, membuka jalan bagi perkembangan teknologi jam tangan pintar lebih lanjut.
Masa Transisi ke Sistem Operasi
Memasuki penghujung masa transisi, jam tangan mulai beralih dari hanya menggunakan chip dan mesin quartz menjadi perangkat yang sepenuhnya berbasis sistem operasi komputer. Garis antara gadget dan jam tangan pun mulai kabur.
Samsung menjadi salah satu perusahaan pertama yang memperkenalkan jam tangan pintar ke pasar Android. Bahkan, pada tahun 1999, Samsung meluncurkan model SPH-WP10, sebuah jam tangan yang mampu bertelekomunikasi. Perangkat ini memiliki layar LCD monokrom, dilengkapi speaker dan mikrofon terintegrasi, serta mampu berbicara selama 9 menit.
BACA JUGA:Awal Terciptanya Jam Tangan Richard Mille yang Sering Dipakai Para 'Sultan'
BACA JUGA:8 Rekomendasi Jam Tangan Rolex Termurah Saat Ini Tanpa Harus Kuras Tabungan
Pada tahun 2000, IBM mengembangkan prototipe jam tangan pintar berbasis Linux yang disebut WatchPad. Versi pertama WatchPad cukup sederhana, tetapi pada tahun 2001, IBM meningkatkan teknologi tersebut dengan meluncurkan WatchPad 1.5. Model ini memiliki akselerometer, sensor sidik jari, dan mekanisme getaran. Selain itu, WatchPad 1.5 dapat menjalankan Linux 2.2.
Meskipun teknologinya cukup canggih pada masa itu, kemampuan seluler WatchPad dianggap masih terbatas untuk menjadi gadget yang praktis. Namun, inovasi-inovasi ini menjadi landasan penting bagi perkembangan jam tangan pintar di masa depan.
Menjelang akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an, sebelum Android dan iOS mendominasi pasar, PDA (Personal Digital Assistant) menjadi perangkat yang sangat umum digunakan. Pada masa itu, PDA bersaing ketat dengan RIM (Research in Motion), yang lebih dikenal sebagai BlackBerry. Bahkan, merek Fossil turut bekerja sama dengan teknologi PDA untuk merilis perangkat inovatif bernama Wrist PDA.
Meskipun namanya sederhana, Wrist PDA adalah perangkat revolusioner yang bisa dianggap sebagai salah satu generasi awal smartwatch. Perangkat ini mampu bertukar data dengan PC, dilengkapi dengan keyboard virtual, layar sentuh, port inframerah, dan stylus kecil. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lebih efisien serta menjalankan sejumlah aplikasi berbasis Palm Operating System.
Era ini menandai babak akhir inovasi sistem operasi jam tangan pintar, karena setelahnya, banyak perusahaan yang kembali fokus pada produksi jam tangan konvensional. Namun, perkembangan teknologi di masa tersebut justru membuat pasar jam tangan konvensional semakin menarik.
Harga jam tangan dengan nilai sejarah dan inovasi di masanya semakin meroket. Selama berabad-abad, perusahaan jam tangan telah mendorong inovasi mekanis, menggunakan teknologi mesin yang semakin canggih untuk memperkuat citra merek mereka sekaligus memikat generasi baru yang menginginkan kinerja dan desain dinamis.
Sumber: