Awal Terciptanya Jam Tangan Richard Mille yang Sering Dipakai Para 'Sultan'

Awal Terciptanya Jam Tangan Richard Mille yang Sering Dipakai Para 'Sultan'

Sejarah Terciptanya Jam Tangan Richard Mille-RJ-

RADAR JABAR - Tahukah kamu, merek jam tangan Richard Mille ternyata diambil dari nama CEO-nya sendiri? Jam tangan ini telah menjadi simbol kekayaan yang kuat bagi siapa saja yang menggunakannya atau memilikinya. Bahkan, di Indonesia, jam tangan merek Richard Mille sering dikaitkan dengan status "Sultan."

Selama lebih dari dua dekade, Richard Mille berhasil mencetak rekor sebagai salah satu jam tangan teratas berdasarkan penjualan. Pada tahun 2022, total pendapatannya meningkat sebesar 15%, mencapai 1,3 miliar Swiss Franc (CHF), setara dengan sekitar 24 triliun rupiah.

Kenapa banyak orang rela menghabiskan miliaran rupiah untuk mendapatkan jam tangan ini? Siapa sebenarnya sosok di balik pencapaian penting Richard Mille? Inilah sedikit kisah di balik merek yang fenomenal tersebut.

Sejarah Terciptanya Jam Tangan Richard Mille

Salah satu pendiri merek ini adalah Richard Mille, yang memulai kariernya pada tahun 1970-an sebagai pembuat jam tangan di butik Prancis bernama Finhor. Setelah bertahun-tahun berkecimpung di industri jam tangan, Richard Mille ingin menciptakan merek jam tangannya sendiri yang sesuai dengan idealismenya. Ia menginginkan sebuah jam tangan dengan pendekatan desain kontemporer yang terinspirasi dari dunia balap.

Richard Mille mengambil inspirasi dari mesin-mesin balap Formula 1 dan menghubungkan identitas mereknya dengan mobil sport. Pendekatan ini menjadi benang merah yang melekat pada merek Richard Mille hingga hari ini.

BACA JUGA:8 Rekomendasi Jam Tangan Rolex Termurah Saat Ini Tanpa Harus Kuras Tabungan

BACA JUGA:6 Alasan Mengapa Jam Tangan Rolex Mahal Selain Karena Jamnya Orang Kaya

Pada tahun 1990-an, Richard Mille bertemu dengan dua desainer jam tangan berbakat, Giulio Papi dan Dominique Renaud. Mereka adalah mantan pembuat jam tangan di Audemars Piguet yang memiliki visi desain serupa tentang bagaimana sebuah jam tangan seharusnya dibuat. Keduanya berbagi hasrat untuk menciptakan jam tangan dengan komplikasi tinggi.

Alih-alih bertahan sebagai perancang di satu perusahaan, Giulio Papi dan Dominique Renaud memutuskan untuk mendirikan studio mereka sendiri demi memperluas pengaruh dan nama mereka di dunia horologi.

Pada tahun 1986, mereka keluar dari proyek Audemars Piguet saat merek tersebut sedang berada di puncak popularitasnya dan mendirikan Renaud & Papi SA, sebuah studio yang menjadi awal dari perjalanan kreatif mereka.

Mereka berdiri teguh, seakan membangkitkan semangat baru, ketika klien pertama mereka, Günter Blümlein, mempercayakan proyek penting kepada mereka. Blümlein menugaskan duo ini untuk menciptakan komplikasi jam tangan untuk merek IWC, yaitu model Grande Complication dengan referensi 3770.

Jam tangan ini memiliki fitur minute repeater dan perpetual calendar. Benar saja, keberhasilan proyek ini langsung mengangkat nama mereka di dunia horologi.

Sejak saat itu, banyak klien besar mulai melirik karya mereka dan bahkan bersedia membayar lisensi untuk desain mereka. Di awal tahun 1990-an, mereka terlibat dalam beberapa proyek penting, seperti pembuatan komplikasi mesin untuk merek-merek seperti Breitling dan Harry Winston.

Sumber: