Apa Benar Suku Jawa Itu Hama? Mari Kita Telusuri Sumber Kerusakannya
Penyebab Suku Jawa Dianggap Hama-Ist-
RADAR JABAR - Akhir-akhir ini, media sosial dihebohkan dengan beberapa fenomena yang cukup meresahkan banyak orang, karena fenomena-fenomena ini menimbulkan berbagai macam komentar kebencian, bahkan penghinaan terhadap suatu suku.
Sebenarnya, fenomena-fenomena tersebut tidak semuanya muncul begitu saja di beranda media sosial. Beberapa fenomena anomali yang cukup meresahkan, mulai dari sound horeg, knalpot motor yang berisik, perilaku santri yang dinilai anomali, perguruan silat, dan berbagai fenomena lainnya.
Bahkan, yang baru-baru ini viral adalah video yang memperlihatkan komunitas pemotor yang sedang beristirahat di sebuah supermarket. Dari semua fenomena tersebut, banyak warganet menemukan satu kesamaan, yaitu bahwa fenomena-fenomena tersebut sering dikaitkan dengan suku Jawa.
Sebenarnya, fenomena ini tidak perlu digeneralisasi seolah semua orang Jawa itu salah, karena tidak semua orang Jawa berperilaku demikian. Namun, saya tidak bisa menampik bahwa belakangan ini, saya sering melihat ejekan-ejekan yang mengarah ke suku Jawa akibat fenomena anomali tersebut.
Bahkan, cukup banyak komentar yang saya lihat tanpa ragu menyebutkan bahwa orang Jawa itu hama. Saya paham bahwa maksud beberapa orang mungkin hanya bercanda, tetapi kita tidak bisa membenarkan hal ini, karena jelas itu adalah tindakan rasis.
Penyebab Suku Jawa Dianggap Hama
Di sini, kita juga harus bisa membedakan antara tradisi yang memang merepresentasikan suku tertentu secara menyeluruh dengan fenomena yang tidak bisa dikaitkan dengan suku tertentu. Pembahasan ini pun bukan untuk menjeneralisasi bahwa semua orang Jawa itu bermasalah, karena kami sangat setuju bahwa fenomena-fenomena yang ramai saat ini tidak ada kaitannya dengan suku apapun.
BACA JUGA:5 Suku Primitif Indonesia yang Terancam Hilang
BACA JUGA:10 Suku Tertua di Indonesia, Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu
Namun, kita tidak bisa menutup mata bahwa kekesalan ini merupakan bentuk reaksi dari orang-orang yang resah dengan perilaku-perilaku beberapa individu yang cukup mengganggu di media sosial, seperti halnya dengan tradisi sound horeg.
Tradisi ini, meskipun mungkin dimaksudkan sebagai bentuk ekspresi, justru mengganggu lingkungan sekitar karena tidak semua orang dapat menikmati musik tersebut, bahkan banyak yang merasa dirugikan.
1. Sound Horeg
Beberapa waktu yang lalu, kami melihat berita tentang dampak dari sound horeg, yang disebutkan menyebabkan etalase sebuah toko pecah akibat getaran dari volume suara speaker. Dalam beberapa video lainnya, getaran dari sound horeg tersebut memang cukup keras, sehingga tidak mengherankan jika ada kejadian-kejadian seperti itu.
Selain itu, menurut studi yang dipublikasikan di Environment and Behaviour pada tahun 2023, disebutkan bahwa volume suara yang terlalu keras di tempat umum dapat mempengaruhi perilaku sosial dan meningkatkan tingkat agresivitas. Jadi, selain mengganggu usaha dan rumah orang lain, sound horeg ini juga dapat mengganggu emosi orang di sekitarnya.
Ditambah lagi dengan beberapa perilaku meresahkan dari orang-orang yang menikmati tradisi ini, banyak masyarakat yang semakin kesal. Misalnya, saya pernah melihat video tentang seseorang yang rela merusak fasilitas umum untuk memberi akses kepada sound horeg, yang kemudian memicu banyak kekesalan dari netizen.
2. Klub Motor Nakal
Kekesalan ini tidak berhenti di situ saja. Beberapa hari terakhir, fenomena viral datang dari sekumpulan klub motor di Nganjuk yang numpang istirahat di supermarket. Parahnya, karena mereka berkumpul ramai-ramai, lantai supermarket menjadi kotor.
Sumber: