3 Penyebab Jualan Agama Laku di Indonesia, Sampai Air Kobokan Pun Dianggap Suci

3 Penyebab Jualan Agama Laku di Indonesia, Sampai Air Kobokan Pun Dianggap Suci

Penyebab Jualan Agama Laku di Indonesia-RJ-

RADAR JABAR - Jika diperhatikan, salah satu jenis bisnis yang paling menguntungkan di Indonesia adalah menjual produk yang dikaitkan dengan agama. Sebagai contoh, air mineral dengan harga Rp5.000 dapat melonjak berkali-kali lipat harganya hanya karena didoakan oleh seorang pemuka agama.

Contoh lainnya adalah "garam ruqyah," yang sebenarnya hanya garam biasa dengan harga sekitar Rp5.000. Namun, setelah dikemas ulang dan diberi label "garam ruqyah," harganya dapat mencapai puluhan hingga ratusan ribu rupiah untuk setiap produk.

Kenaikan harga yang signifikan ini menunjukkan bahwa margin keuntungan dari produk semacam ini bisa mencapai puluhan kali lipat dari modal awal. Bahkan, penjual produk seperti ini bisa meraup keuntungan hingga 2000% per produk. Coba pikirkan, bisnis apa lagi yang mampu memberikan keuntungan sebesar ini? Semua ini dikemas dengan dalih agama, sehingga seolah-olah sah dan mulia.

Lebih mengejutkan lagi, produk seperti garam ruqyah sangat laku di pasaran. Di beberapa platform belanja daring, produk ini sudah terjual lebih dari 10.000 unit. Padahal, harga garam mentah dari petani saja hanya sekitar Rp500 per kilogram.

Kenaikan harga yang begitu drastis ini hanya disebabkan oleh pengemasan ulang dan penambahan label agama, serta deskripsi produk yang menyertakan ayat-ayat. Fenomena ini sangat memprihatinkan, tetapi inilah kenyataan yang terjadi.

Masih banyak masyarakat kita yang mudah tertipu oleh praktik seperti ini, yang jelas-jelas merupakan bentuk penipuan yang dibalut dengan topeng agama. Bahkan, produk seperti ini menggunakan foto ulama besar, Syekh Ali Jaber (yang wafat pada 2021), tanpa izin.

BACA JUGA:Wamen HAM Ajak Jaga Kerukunan Beragama untuk Indonesia Harmonis

BACA JUGA:Kisah Siswi Beragama Kristen, Bersekolah di Mts Bogor di Tengah Keterbatasan Ekonomi

Tindakan ini tidak hanya tidak etis tetapi juga sangat jahat. Jika foto beliau digunakan untuk hal-hal positif, seperti edukasi atau menyebarkan ajaran yang benar, tentu hal itu tidak menjadi masalah. Namun, dalam kasus ini, wajah beliau digunakan untuk mendukung praktik penipuan lewat produk seperti garam ruqyah.

Penjual produk ini mengklaim bahwa garam tersebut dapat menghilangkan aura negatif, menetralisir gangguan jin, dan berbagai manfaat lain yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Mirisnya, banyak orang yang membiarkan praktik ini terjadi, entah karena takut dikecam, takut diserang, atau takut dianggap menentang agama.

Pertanyaannya adalah, mengapa masyarakat kita begitu mudah percaya pada penipuan yang berkedok agama? Apa yang sebenarnya membuat bisnis berbasis agama sangat laku di Indonesia? Kali ini kami mau bahas kenapa jualan agama itu laris di Indonesia.

1. Kurangnya Pemahaman Agama

Salah satu alasan mengapa bisnis yang memanfaatkan agama bisa sangat laris di Indonesia adalah karena masih banyak orang yang belum memahami agama secara mendalam. Seperti yang sering terjadi, ketika seseorang menghadapi kebingungan dalam menjalani hidup atau sedang dilanda banyak masalah, mereka cenderung mencari solusi yang instan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan agama atau rasa tidak percaya diri untuk mencari solusi secara mandiri.

Selain itu, doktrin-doktrin yang tersebar luas sering kali membuat masyarakat percaya bahwa agama dapat memberikan jalan keluar yang cepat tanpa perlu melalui proses panjang. Akibatnya, banyak masyarakat yang memilih untuk bergantung pada tokoh agama tertentu yang dianggap lebih memahami persoalan spiritual.

Sumber: