Rahasia Kejam Algoritma Media Sosial Bisa Membuat Penggunanya Kecanduan

Rahasia Kejam Algoritma Media Sosial Bisa Membuat Penggunanya Kecanduan

Rahasia Algoritma Media Sosial-Ist-

Cara pertama yang mereka lakukan adalah menciptakan sistem atau algoritma yang selalu relevan dengan minat kita. Mereka mengumpulkan data seperti video apa saja yang kita like atau jenis topik video yang kita tonton hingga selesai. Hal ini membuat kita terus-menerus merasa puas karena selalu disuguhkan konten yang sesuai dengan minat kita. Akibatnya, dopamin dalam otak kita terus dipicu, menciptakan rasa puas yang konstan.

BACA JUGA:Bahaya Standar Tiktok, Begini Caranya Agar Hidupmu Tidak Disetir FYP

BACA JUGA:7 Rekomendasi Toner Hydrating Terbaik yang Sedang Viral di TikTok

2. Format Video Pendek

Kedua, format video yang pendek membuat otak kita merasa tidak terbebani. Anda hanya perlu menggerakkan jempol, sehingga kita sering berkata pada diri sendiri, “Satu video lagi, sumpah ini yang terakhir.”

Namun, setelah menonton "video terakhir" tersebut, dopamin kembali dilepaskan, dan kita merasa puas lagi. Sayangnya, sifat dopamin ini membuat kecanduan. Kita ingin terus merasakan kepuasan itu, sehingga kita kembali scrolling. Ini menjadi lingkaran setan tanpa akhir, yang perlahan-lahan menghabiskan waktu kita.

3. Sistem Scrolling Tanpa Akhir

Ketiga, mereka menciptakan sistem scrolling tanpa akhir. Hal ini membuat kita hampir tidak pernah merasa bosan. Bahkan, kita terus scrolling hingga merasa lelah atau sakit kepala. Algoritma ini dirancang sangat sempurna untuk membuat kita kecanduan, sehingga waktu dan tubuh kita seakan-akan dikendalikan olehnya.

Bayangkan, ketika Anda ingin belajar atau melakukan hal produktif lainnya, tubuh Anda seolah menolak dan lebih memilih scrolling seharian. Padahal, Anda sadar ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Saya punya beberapa tips yang sudah saya praktikkan untuk mengambil kembali kendali atas tubuh dan waktu saya dari kecanduan media sosial, atau lebih tepatnya kecanduan konsumsi konten ini. Tips-tips ini bisa membantu Anda keluar dari rantai kecanduan dan mulai memanfaatkan waktu dengan lebih bijak.

Tips Mengatasi Kecanduan Media Sosial

Berikut adalah tiga tips inti yang dapat membantu memutus kendali kecanduan media sosial.

1. Kesadaran

Langkah pertama adalah memiliki kesadaran. Anda tidak akan mencari solusi ini jika belum menyadari dampak buruk kecanduan media sosial dalam hidup Anda. Cobalah bayangkan, hal apa saja yang sudah bisa Anda selesaikan atau capai jika waktu yang dihabiskan untuk scrolling digunakan untuk hal lain, seperti belajar, mencari uang, atau berolahraga. Dengan menyadari betapa berharganya waktu dan energi Anda jika dimanfaatkan dengan tepat, Anda akan termotivasi untuk berubah.

2. Ubah Kebiasaan

Kesalahan yang sering terjadi saat mencoba lepas dari media sosial adalah hanya berhenti menggunakannya tanpa mengganti kebiasaan tersebut. Hal ini sering berujung pada rasa bosan yang parah. Ketika bosan, kebanyakan orang justru kembali ke media sosial dan mengulang kebiasaan scrolling.

Solusinya adalah mengganti kebiasaan scrolling dengan aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti menyelesaikan tugas, berolahraga, membaca buku, atau melakukan hobi yang meningkatkan kualitas hidup. Dengan begitu, waktu yang biasanya digunakan untuk scrolling diisi dengan kegiatan yang bermakna, sehingga Anda tidak merasa bosan.

3. Prinsip Create Before Consume (Menciptakan Sebelum Mengonsumsi)

Jika Anda berhasil mengganti kebiasaan scrolling dengan kegiatan yang produktif dan menyelesaikannya, Anda sudah menerapkan prinsip create before consume. Prinsip ini berarti Anda harus menciptakan sesuatu terlebih dahulu sebelum mengonsumsi media sosial. Dengan begitu, Anda tetap bisa menggunakan media sosial tanpa dikendalikan olehnya.

Tujuan utama dari tips ini adalah membantu Anda mengendalikan waktu dan kehidupan, alih-alih menjadi korban dari kecanduan media sosial. Namun, jika Anda lebih memilih untuk sepenuhnya memotong penggunaan media sosial (cut off total), itu juga merupakan pilihan yang valid.

Sumber: