Kebijakan Pemerintah AS Baru Dinilai Tak Berpengaruh pada Program Pendidikan Universitas
Pejabat Diplomasi Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) Mary Trechock (kiri) pada acara laporan tahunan Open Doors 2024 di Jakarta, Senin (18/11/2024).--ANTARA/Cindy Frishanti
RADAR JABAR - Pejabat Diplomasi Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Mary Trechock, menyatakan bahwa pergantian pemerintahan di AS tidak akan membawa dampak besar terhadap program pendidikan universitas di negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan saat ia menjawab pertanyaan mengenai pengaruh pemerintah baru terhadap program pertukaran pendidikan antara Indonesia dan AS.
Dalam acara laporan tahunan Open Doors di Jakarta pada Senin, Trechock menjelaskan bahwa departemen pendidikan AS tidak secara langsung mengelola jaringan pendidikan tinggi. Sebagian besar universitas di AS bersifat swasta atau dikelola oleh pemerintah negara bagian.
“Jadi, di setiap negara bagian di Amerika Serikat memiliki sistem universitas negeri yang dikelola oleh negara bagian,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa situasi universitas di AS berbeda dengan Indonesia, karena masing-masing institusi memiliki kebebasan menentukan prioritas dan target mereka, termasuk dalam merekrut mahasiswa internasional. Mayoritas universitas di AS berupaya menarik sebanyak mungkin mahasiswa dari luar negeri, termasuk Asia Tenggara, seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina.
BACA JUGA:Palestina Menuding AS Bertanggung Jawab atas Pertempuran Darah yang Berlanjut di Gaza
BACA JUGA:Ketegangan Meningkat, Kim Yo Jong Tuduh Korea Selatan Sebar Selebaran Propaganda
“Jadi, mereka benar-benar datang ke Asia Tenggara; ke Indonesia, ke Vietnam, Filipina untuk merekrut lebih banyak mahasiswa dari Asia,” ujarnya.
Tiongkok dan India tetap menjadi pengirim pelajar terbesar ke AS, masing-masing sebanyak 331.602 dan 277.398 pelajar per tahun. Sementara itu, Trechock menegaskan bahwa universitas-universitas AS yang telah menerima pelajar Indonesia menginginkan lebih banyak lagi, karena pelajar Indonesia dinilai memiliki komitmen tinggi untuk berkontribusi pada komunitas kampus.
“Jadi kami berharap lebih banyak orang Indonesia yang memilih Amerika Serikat sebagai tujuan pilihan mereka,” kata Trechock.
Laporan tahunan Open Doors 2024 mencatat bahwa selama periode 2023-2024, sebanyak 8.348 pelajar Indonesia melanjutkan studi ke AS. Lima negara bagian favorit tujuan pelajar Indonesia adalah California, New York, Washington, Massachusetts, dan Illinois.
BACA JUGA:Donald Trump Janji Akhiri Konflik Rusia-Ukraina
BACA JUGA:AS Tegaskan Komitmen Cegah Iran Memiliki Senjata Nuklir
Selain itu, jumlah pelajar Indonesia yang mengikuti program pertukaran jangka pendek ke AS meningkat 28,6 persen, dari 241 menjadi 310. Sedangkan untuk program pascasarjana, jumlah pelajar Indonesia naik 10 persen, dari 2.237 menjadi 2.476.
Sumber: antara