4 Tipe Stress Language, Manakah Tipe Kamu?
4 Tipe Stress Language--Pixabay
RADAR JABAR- Stress language adalah cara seseorang merilis atau mengekspresikan stressnya, setiap orang memiliki stresss language yang berbeda-beda.
Sama seperti love language, ketika kamu mampu memahami tipe dan cara mengelolanya maka hal tersebut akan memudahkan kamu dalam mengkomunikasikan dengan pasangan, sahabat, maupun keluarga.
Memahami tipe stress language ini penting agar kita bisa mengenali respons stres dalam diri sendiri maupun orang lain, serta mengetahui cara menghadapinya dengan lebih efektif.
Berikut adalah empat tipe stress language yang telah kami rangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya!
4 Tipe Stress Language
1. The Controller (Pengendali)
Tipe ini merespons stres dengan mencoba mengendalikan segala sesuatu di sekitarnya. Ketika merasa tertekan, individu dengan tipe Controller cenderung mencari keamanan dengan mengontrol situasi atau bahkan orang lain. Mereka mungkin menjadi sangat terorganisir, tegas, dan kaku dalam menghadapi tantangan atau perubahan yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Cara menghadapinya: Bagi tipe Controller, penting untuk belajar melepaskan kontrol secara bertahap dan menerima bahwa tidak semua hal dapat diatur.
Melatih mindfulness dan bernapas secara mendalam dapat membantu menurunkan kecemasan saat merasa tidak aman. Selain itu, mengenali bahwa meminta bantuan tidak menunjukkan kelemahan juga bisa meringankan stres mereka.
2. The Avoider (Penghindar)
Penghindar merespons stres dengan cara menjauh dari situasi atau perasaan yang memicu kecemasan. Mereka cenderung menunda-nunda, menghindari masalah, atau bahkan beralih pada hiburan seperti menonton film atau bermain game sebagai pelarian.
Tipe Avoider sering merasa bahwa dengan mengabaikan masalah, mereka bisa menghindari stres, meskipun pada kenyataannya hal ini justru sering memperburuk situasi.
Cara menghadapinya: Untuk tipe Avoider, penting untuk berani menghadapi masalah meski terasa sulit. Membuat daftar tugas yang sederhana atau mulai dari langkah kecil untuk mengatasi masalah dapat membantu mereka bergerak maju tanpa merasa terbebani. Latihan pengelolaan waktu dan menetapkan prioritas juga dapat membuat tipe ini lebih produktif dan kurang stres.
BACA JUGA:3 Level Stress yang Perlu Anda Sadari Sejak Awal
3. The People-Pleaser (Penyenang Orang)
People-Pleaser cenderung merespons stres dengan berusaha menyenangkan orang lain. Mereka khawatir membuat orang lain kecewa dan cenderung memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kebutuhannya sendiri.
Hal ini bisa membuat mereka mudah kelelahan secara fisik dan emosional karena terus berusaha memenuhi harapan orang lain, bahkan jika itu berarti mengabaikan diri sendiri.
Cara menghadapinya: Tipe People-Pleaser perlu belajar mengatakan "tidak" tanpa merasa bersalah. Menyadari bahwa kesejahteraan diri sama pentingnya dengan kebahagiaan orang lain adalah langkah pertama yang penting.
Mereka bisa memulai dengan membuat batasan yang sehat, menjaga diri dengan istirahat yang cukup, serta mencari dukungan dari orang-orang terdekat yang mengerti mereka.
4. The Self-Critic (Pengkritik Diri Sendiri)
Self-Critic sering kali merespons stres dengan bersikap keras pada diri sendiri. Mereka mudah merasa tidak puas dengan pencapaian mereka dan sering mengkritik diri sendiri.
Ketika menghadapi tekanan, tipe ini sering merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak cukup berprestasi, yang berujung pada stres berlebih dan penurunan rasa percaya diri.
Cara menghadapinya: Untuk tipe Self-Critic, sangat penting untuk belajar menerima ketidaksempurnaan.
Mereka bisa mencoba teknik self-compassion atau berbaik hati pada diri sendiri saat mengalami kesulitan. Latihan untuk mencatat hal-hal positif tentang diri sendiri dan mengapresiasi pencapaian kecil dapat membantu mengurangi kritikan internal.
Konsultasi dengan terapis juga bisa membantu tipe ini untuk mengatasi stres dengan cara yang lebih positif.
Sumber: