10 Penyebab Hubungan Pertemanan Tidak Awet, Sering Dianggap Sepele
Penyebab Hubungan Pertemanan Tidak Awet-Ilustrasi/Unsplash-
RADAR JABAR - Tahukah Anda bahwa jika tidak menguasai ilmu ini, besar kemungkinan hubungan pertemanan tidak awet. Jika hari ini Anda belum memahami ilmu ini, sering kali Anda tanpa sadar melakukan kesalahan yang justru dapat menghambat Anda dalam prospek, penawaran, negosiasi, bahkan komunikasi.
Kami akan membahas tentang tips dalam hubungan antarmanusia atau human relationship, yaitu seni berhubungan dengan sesama.
Anda boleh pintar, cerdas, atau memiliki nilai akademis yang tinggi, namun jika Anda tidak memiliki kecerdasan dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk keterampilan komunikasi, lobi, dan negosiasi, besar kemungkinan kesuksesan Anda akan berkurang.
Mengapa? Karena pada dasarnya, rezeki sering kali datang dari sesama manusia, sehingga kita perlu menguasai ilmu hubungan dengan orang lain.
10 Penyebab Hubungan Pertemanan Tidak Awet
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membuat hubungan pertemanan seseorang seringkali tidak awet dan membuat teman tidak setia.
1. Suka Pamer
Kesalahan pertama adalah kebiasaan suka pamer. Flexing atau memamerkan status sosial sering kali menjadi strategi untuk menunjukkan siapa diri Anda. Terutama bagi yang masih muda dan belum dikenal, ada dorongan untuk menaikkan status sosial agar diakui oleh lawan bicara.
BACA JUGA:3 Alasan Mengapa Wanita Lebih Sulit Punya Teman Daripada Pria
BACA JUGA:5 Cara Bijak Memberi Tahu Teman yang Bau Ketiak Tanpa Melukai Perasaannya
Namun, sadarilah bahwa kebanyakan orang tidak menyukai orang yang suka memamerkan sesuatu. Orang kaya sejati biasanya enggan untuk pamer. Kebiasaan memamerkan kekayaan sering kali membuat orang lain merasa tidak nyaman atau terintimidasi, seolah-olah Anda merasa lebih tinggi.
Misalnya, jika setiap kali bertemu teman Anda selalu membicarakan gadget terbaru atau liburan mewah, hal ini bisa memicu perasaan iri dan rendah diri pada mereka. Jika Anda hendak menggunakan strategi pamer, pastikan tujuannya jelas dan tidak hanya untuk pengakuan diri, karena hal ini berpotensi menyakiti perasaan orang lain.
2. Bicara Kasar
Tidak ada orang yang senang mendengar bahasa kasar, terutama kita yang berasal dari budaya Timur. Adab dan sopan santun selalu diutamakan. Menggunakan bahasa kasar atau kotor, bahkan hanya untuk bercanda, dapat menyinggung orang lain.
Terlebih lagi, kebiasaan mengumpat, memotong pembicaraan, atau bertindak tidak sopan di situasi formal, terutama di depan orang yang lebih tua, adalah hal yang perlu kita sadari dan hindari. Saat bercanda dengan teman seusia, bahasa akrab mungkin masih bisa diterima, namun saat berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau di situasi formal, sangat penting untuk menerapkan adab dan sopan santun.
Kualitas seseorang sering kali dinilai dari cara berbicaranya. Dengan penampilan yang rapi dan kualitas komunikasi yang baik, Anda bisa menarik perhatian orang lain tanpa harus tampil sempurna secara fisik.
3. Memamerkan Perilaku Buruk dan Mengharapkan Diterima Apa Adanya
Anda mungkin merasa tidak melakukan hal buruk atau kebiasaan yang tidak baik, namun jika terbiasa menunjukkan perilaku ini dalam lingkungan sosial, efeknya bisa negatif. Masyarakat kita majemuk, dengan adat istiadat dan budaya yang beragam dari Sabang sampai Merauke.
Sumber: