Berjaya Pada Masanya, 7 Perusahaan Besar di Indonesia Ini Bangkrut Total
7 Perusahaan Besar di Indonesia Ini Bangkrut Total-RJ-
BACA JUGA:Sri Lanka Bangkrut, Sekolah dan Layanan Pemerintah Ditutup Sementara
Kemunculan platform e-commerce membuat banyak orang lebih memilih untuk membeli buku secara online daripada langsung ke toko. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat membuat pecinta buku beralih dari buku fisik ke buku digital.
Alasan-alasan ini membuat Toko Buku Gunung Agung semakin sulit bertahan di pasar. Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 juga memperburuk keadaan, dengan kerugian operasional yang semakin besar per bulan, sehingga toko ini tidak bisa bertahan lebih lama.
7. Nyonya Meneer
Perusahaan lain yang lebih lama berdiri daripada Toko Gunung Agung namun tetap mengalami nasib serupa adalah PT Nyonya Meneer, yang berdiri selama 98 tahun. Perusahaan ini dinyatakan pailit pada tahun 2017. Produk-produk Nyonya Meneer sangat terkenal, terutama pada tahun 1990-an ketika perusahaan ini mengalami perkembangan pesat di industri jamu tradisional.
Namun, pada periode 1980-an, perusahaan ini sempat goyah akibat konflik internal, meski kemudian bisa pulih kembali. Sayangnya, PT Nyonya Meneer gagal mengembangkan manajemennya dalam menghadapi perubahan zaman, di mana permintaan konsumen beralih dari yang tradisional menjadi lebih modern dan cepat.
Akibatnya, PT Nyonya Meneer harus dinyatakan pailit karena memiliki utang kepada 35 kreditur dengan total mencapai Rp89 miliar.
Pada tahun 2015, sempat ada perjanjian damai antara perusahaan dan para kreditur dengan penundaan pembayaran utang, namun PT Nyonya Meneer dinilai tidak serius dalam menjalankan kewajibannya. Akhirnya, perjanjian tersebut dibatalkan, dan perusahaan dinyatakan pailit, berdampak pada 1.104 karyawannya.
Sumber: