Mengenal Doom Spending, Kebiasaan Boros yang Sering Dilakukan Gen Z dan Milenial
Mengenal Doom Spending--Foto Ilustrasi Freepik
RADAR JABAR - Belakangan ini, istilah doom spending semakin sering terdengar, terutama di kalangan generasi Z dan milenial. Fenomena ini merujuk pada kebiasaan berbelanja secara impulsif sebagai respons terhadap stres, ketidakpastian, atau perasaan pesimistis tentang masa depan.
Yuk, kita kenali lebih jauh apa itu doom spending, apa penyebabnya, dan bagaimana dampaknya terhadap keuangan pribadi.
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah perilaku mengeluarkan uang tanpa pertimbangan matang, seringkali untuk barang atau pengalaman yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Misalnya, membeli gadget terbaru padahal yang lama masih berfungsi baik, atau memesan liburan mewah di tengah kondisi keuangan yang pas-pasan. Kebiasaan ini biasanya dilakukan sebagai pelarian dari perasaan negatif atau stres yang dialami.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Minuman Sehat untuk Mengatasi Masuk Angin Tanpa Obat
BACA JUGA:7 Rekomendasi Jus untuk Meningkatkan Ketahanan Tubuh
Generasi Z dan milenial cenderung lebih rentan terhadap doom spending. Banyak dari mereka merasa masa depan tidak pasti mulai dari isu ekonomi, politik, hingga lingkungan—sehingga mereka memilih untuk menikmati hidup saat ini tanpa terlalu memikirkan dampak jangka panjangnya.
Penyebab Doom Spending
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya perilaku doom spending, antara lain:
Stres dan Kecemasan: Berita tentang pandemi, resesi ekonomi, atau perubahan iklim bisa menimbulkan perasaan cemas dan tak berdaya. Belanja dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan kepuasan dan mengurangi stres.
Pengaruh Media Sosial: Platform seperti Instagram dan TikTok menampilkan gaya hidup mewah dan konsumtif yang bisa memicu keinginan untuk ikut serta.
FOMO (Fear of Missing Out) membuat orang merasa perlu membeli barang-barang tertentu agar tidak ketinggalan tren.
Kemudahan Belanja Online: Dengan berbagai aplikasi dan layanan e-commerce, berbelanja menjadi sangat mudah. Flash sale, diskon besar-besaran, dan penawaran eksklusif semakin mendorong perilaku belanja impulsif.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Mie yang Populer di Dunia, Hidangan yang Selalu Bikin Nagih
Sumber: