Mengenal Tingkatan Orang Malas dan Tujuannya, Jangan Dibiarkan!
Tingkatan Orang Malas dan Tujuannya-Ilustrasi/Pixabay-
RADAR JABAR - Kami yakin banyak dari kalian yang sering menemukan komentar-komentar yang berisi ajakan atau pendapat bahwa kita tidak perlu terlalu mementingkan kehidupan di dunia. Biasanya, komentar semacam ini muncul pada konten yang membahas cara mencari uang atau menjadi kaya.
Kemarin, ketika kami sedang melihat komentar di video-video tema tersebut, kami menemukan beberapa komentar seperti itu. Lebih parahnya lagi, ketika kami menonton konten tentang ilmu pengetahuan duniawi, kami sering sekali menemukan komentar-komentar yang seakan menolak ilmu pengetahuan.
Namun, kami tidak terlalu terkejut, karena cara berpikir seperti ini mudah terbentuk ketika seseorang menyandarkan pendapatnya pada agama. Sebenarnya, agamanya tidak salah, tetapi pemahaman kita yang kurang tepat dalam menyikapi sesuatu dan terlalu menyandarkannya pada agama. Jujur, kami pun dulu memiliki pola pikir seperti ini.
Kami di sini tidak bermaksud menyudutkan pesantren manapun, namun kebetulan orang dengan pola pikir seperti itu banyak kami temui dulu, dan efeknya sangat berpengaruh dalam kehidupan kami.
Kami bahkan pernah sampai di titik hanya ingin beribadah dan menolak untuk mencari uang, dengan alasan bahwa uang tidak akan dibawa mati, yang dibawa hanyalah amal ibadah, menurut kami pada saat itu.
Kami akan membahas buruknya pola pikir yang ada di masyarakat kita, yang membuat orang menjadi malas dengan alasan yang disandarkan pada agama. Saya merasa kasihan, karena pernah merasakan sendiri dan mengetahui dampak buruknya terhadap kehidupan di masa depan.
BACA JUGA:8 Cara Jadi Pemalas yang Sukses Meski Tak Banyak Bergerak
BACA JUGA:Bukan Malas, Ini 7 Tanda Jika Kamu Kelelahan Mental
Jadi, apa saja pola pikir tersebut, dan bagaimana solusinya? Apakah dalam agama ada jawaban yang sebenarnya?
Sebelum kita membahas pola pikir yang bisa membuat masyarakat kita menjadi malas, agar Anda lebih memahami penjelasannya, Anda harus tahu mengapa hanya dengan mindset atau pola pikir, seseorang bisa diprediksi akan ke mana arah hidupnya, baik ke hal yang positif maupun negatif.
Seperti yang dikatakan James Allen dalam bukunya, manusia adalah hasil dari pikiran-pikirannya; apa yang dipikirkan, itulah dia.
Contohnya, dulu ketika pola pikir saya menganggap hal-hal duniawi tidak penting atau sia-sia, maka saya sama sekali tidak terdorong untuk berusaha dalam hal-hal yang saya anggap duniawi tersebut, seperti mencari uang atau belajar matematika.
Saya bahkan sangat malas belajar matematika, dan memang saya separah itu dulu. Nah, jika pola pikir saya masih seperti itu hingga sekarang, bisa dibaca kemungkinan besar bagaimana masa depan saya.
Ada seorang filsuf yang pernah berkata, "Awasi pikiranmu, karena mereka akan menjadi kata-kata. Awasi kata-katamu, karena mereka akan menjadi tindakan. Awasi tindakanmu, karena mereka akan menjadi kebiasaan. Awasi kebiasaanmu, karena mereka akan menjadi karakter." Jika seseorang sudah memiliki karakter yang buruk, maka akan sangat sulit untuk mengubahnya.
Sumber: