Tidak Selamanya Indah, Ini 10 Fakta Kehidupan di Australia

Tidak Selamanya Indah, Ini 10 Fakta Kehidupan di Australia

10 Fakta Kehidupan di Australia di Australia-Ilustrasi/Unsplash-

Meskipun Australia adalah negara multikultural, diskriminasi dan rasisme masih terjadi, baik dalam bentuk yang halus maupun terang-terangan.

BACA JUGA:Indonesia Promosikan Kopi Nusantara di MICE 2024 di Australia

BACA JUGA:Intelijen Australia Ungkap Seorang Mantan Politisi Menjadi Mata-Mata Asing

Penduduk asli Australia, seperti suku Aborigin dan penduduk Pulau Torres Strait, sering menghadapi ketidakadilan sosial dan ekonomi yang signifikan. Mereka cenderung memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi lainnya.

Selain itu, mereka juga memiliki hasil kesehatan yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan populasi non-Aborigin. Tingkat kematian yang lebih tinggi, harapan hidup yang lebih rendah, dan prevalensi penyakit kronis yang lebih tinggi adalah beberapa masalah yang mereka hadapi.

Beberapa kelompok imigran juga mungkin mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja dan dalam akses terhadap layanan. Sementara itu, populasi di daerah pedesaan sering merasa terpinggirkan dibandingkan dengan kota-kota besar.

Komunitas pedesaan dan terpencil sering menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang lebih besar, termasuk akses yang terbatas terhadap layanan dasar, tingkat pengangguran yang lebih tinggi, dan kualitas hidup yang lebih rendah.

10. Tingkat Kekerasa dan Bunuh Diri Tinggi

Tingkat bunuh diri di komunitas penduduk asli Australia, terutama di kalangan pemuda, sangat tinggi dibandingkan dengan populasi non-Aborigin. Hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor seperti trauma historis, kemiskinan, diskriminasi, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental.

Australia juga memiliki tingkat kekerasan dalam rumah tangga yang tinggi. Menurut laporan, satu dari enam wanita Australia telah mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangan mereka. Meskipun ada upaya untuk mengatasi masalah ini, kekerasan berbasis gender tetap menjadi masalah besar di negara ini.

Sumber: