Intip Canggihnya Pengelolaan Sampah di Singapura, TPA jadi Pulau Hijau
Canggihnya Pengelolaan Sampah di Singapura-mse.gov.sg-
RADAR JABAR - Pulau Semakau merupakan tempat pembuangan akhir (TPA) bagi 5,6 juta penduduk Singapura. Pada tahun 2022, Singapura menghasilkan sekitar 7,4 juta ton sampah, dengan sekitar 4,2 juta ton atau 57% dari jumlah tersebut berhasil didaur ulang.
TPA Semakau terletak sekitar 8 km di selatan Singapura, dibangun pada tahun 1999, dan memiliki kapasitas sekitar 63 juta meter kubik sampah. Pulau Semakau adalah satu-satunya TPA yang ada di Singapura dan menerapkan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, hijau, dan berkelanjutan.
Pulau Semakau berkontribusi besar terhadap citra Singapura sebagai salah satu negara terbersih di dunia. Berbeda dengan TPA pada umumnya yang cenderung kumuh dan berbau tidak sedap, TPA Semakau terlihat asri dan hijau, lengkap dengan berbagai spesies burung dan serangga dalam ekosistemnya.
Di pulau ini terdapat pematang batu sepanjang 7 km yang dibangun untuk menutupi sebagian laut di sekitar Pulau Semakau dan Pulau Sakeng. Pematang ini juga dilapisi dengan membran kedap air dan lapisan tanah liat untuk memastikan air lindi dari sampah tidak merembes ke luar TPA. Fasilitas tambahan juga dibangun untuk memastikan pengoperasian TPA berjalan secara berkelanjutan.
Proses Pembuangan Sampah di Singapura
Pengelolaan sampah di Singapura dimulai dari tempat sampah-sampah tersebut dihasilkan. Sampah-sampah ini sudah dipisahkan sesuai klasifikasinya, yaitu sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang.
Sampah yang dapat didaur ulang dipilah dan diambil oleh petugas untuk diproses guna menghemat sumber daya. Sampah yang tidak dapat didaur ulang dikumpulkan, dikirim ke pabrik limbah, dan dibakar untuk menjadi energi yang dapat dimanfaatkan.
BACA JUGA:5 Sisi Gelap Singapura yang Jarang Terlihat, Ternyata Begini Aslinya
BACA JUGA:3 Kuliner Singapura Terpopuler yang Mudah Ditemukan di Indonesia, Lengkap dengan Resepnya
Proses insinerasi ini sangat efektif karena dapat mengurangi sampah hingga 90%. Abu hasil pembakaran dan limbah lain yang tidak bisa dibakar selanjutnya diangkut ke stasiun pengangkutan laut dan kemudian diangkut dengan kapal tongkang menuju Pulau Semakau sebagai TPA.
Proses penimbunan di TPA Semakau dilakukan setelah kapal tongkang pembawa limbah berlabuh di gedung transfer tertutup. Kapal tunda kemudian melepaskan diri dan kembali ke stasiun pengangkutan laut dengan kapal tongkang kosong.
Selanjutnya, eskavator khusus yang dirancang untuk mengelola limbah padat akan membongkar limbah dari kapal tongkang. Tumpukan limbah padat kemudian ditempatkan di tempat pembuangan off-road dengan muatan seberat 35 ton.
Seluruh bagian TPA Semakau dapat diakses melalui jalan lebar 10 meter yang beraspal, memungkinkan truk sampah menuju lokasi pembuangan yang telah ditentukan dan membuang abu hasil pembakaran serta sampah yang tidak dapat dibakar ke dalam sel TPA.
Abu hasil pembakaran dan sampah yang tidak dapat dibakar kemudian dipadatkan dan diratakan. Setiap sel ditutup dengan lapisan tanah setelah terisi hingga permukaan. Setelah itu, rumput dan pepohonan ditanam untuk membentuk lanskap hijau.
Proses selanjutnya melibatkan penutupan pipa beton yang terhubung ke laut, membentuk ruang kosong yang digunakan untuk pembuangan limbah padat. Hasil dari pengolahan sampah mutakhir ini tidak hanya menjadikan Singapura dikenal sebagai negara terbersih di Asia, tetapi juga membentuk ekosistem baru di Pulau Semakau, yang menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan.
Sumber: