Pemkab Cianjur maksimalkan keberadaan PKBM tingkatkan IPM pendidikan
Pemkab Cianjur maksimalkan keberadaan PKBM tingkatkan IPM pendidikan--Antara news
RADAR JABAR- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, memaksimalkan keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sektor pendidikan yang saat ini berada di angka 65,56.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Rabu, mengatakan pihaknya tengah fokus menggenjot IPM dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dengan berbagai program yang menyasar anak putus sekolah dan masyarakat usia produktif di setiap kecamatan.
"Kami melibatkan PKBM dalam meningkatkan RLS yang dinilai dapat menyerap anak-anak putus sekolah ataupun masyarakat usia produktif, dan lanjut untuk menuntaskan pendidikan minimal SMA melalui sekolah formal penyetaraan," katanya.
Pihaknya mencatat 370 PKBM yang tersebar pada 32 kecamatan di Cianjur akan lebih dioptimalkan agar RLS yang masih rendah akibat banyaknya masyarakat usia lanjut dari 40 tahun tidak melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Karena itu pihaknya maksimalkan peran PKBM agar mereka dapat kembali sekolah formal dan mendapat ijazah maksimal SMA sederajat, sehingga angka partisipasi dan rata-rata lama sekolah dapat meningkat dan otomatis angka IPM dapat terdongkrak.
"PKBM bukan hanya sebatas memberikan jaminan legalitas pendidikan, namun dapat memberikan keterampilan bagi siswanya, termasuk memberikan kreatifitas dan dasar keterampilan tambahan, sehingga lulusnya dapat bekerja atau berwirausaha di bidang ekonomi kreatif," katanya.
PKBM juga harus menjadi solusi guna merangkul pemuda-pemudi putus sekolah, pemuda-pemudi yang bekerja dan tidak sempat melanjutkan pendidikan, sehingga keinginan mereka mendapatkan ijazah bukan hanya sekedar mimpi.
Layaknya siswa di pendidikan formal, kata dia, PKBM juga harus menyediakan pendidikan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja seperti pelatihan desain grafis, aplikasi perkantoran, hingga digital marketing yang memang saat ini dibutuhkan di era digitalisasi.
"Termasuk memberikan keterampilan khusus bagi siswa dengan usia lanjut dan produktif agar siap bersaing di dunia kerja atau lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus, seperti desainer atau aplikator program berbasis internet," katanya.
Sumber: