Penting! Kenali 3 Mindset Pengusaha Sebelum Kamu Memulai Bisnis
3 Mindset Pengusaha Sebelum Kamu Memulai Bisnis-Ilustrasi/Unsplash-
Pada tahap tertentu, bisnis yang Anda tekuni bisa berjalan otomatis. Anda tidak perlu selalu terlibat secara langsung karena posisi tersebut dapat diisi oleh para profesional.
Risiko Menjadi Pengusaha
Namun, di balik manfaat tersebut, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
1. Risiko Keuangan
Dari ratusan atau bahkan ribuan bisnis yang diluncurkan setiap tahun, mayoritas mungkin berakhir gagal. Selain itu, bisnis tidak langsung menghasilkan keuntungan di awal, sehingga Anda memerlukan modal yang cukup untuk bertahan di fase awal.
2. Work-Life Balance
Seorang pengusaha seringkali bekerja jauh lebih panjang daripada karyawan, terutama di fase awal. Anda mungkin harus bekerja bahkan saat akhir pekan, yang dapat mempengaruhi kehidupan pribadi Anda.
3. Ketidakpastian
BACA JUGA:6 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Paket Internet Bisnis
BACA JUGA:8 Rekomendasi Bisnis Franchise di Bawah 5 Juta yang Cepat Balik Modal
Perjalanan menjadi pengusaha bisa sangat tidak pasti. Anda mungkin mendapatkan proyek besar bulan ini, tetapi beberapa bulan kemudian tidak ada proyek baru. Ketidakpastian ini seringkali dapat menyebabkan stres.
Mindset Seorang Pengusaha
Sebelum memulai bisnis, ada beberapa mindset atau pola pikir yang harus kamu terapkan agar tak salah persepsi.
Yes, we can
Mindset ini mungkin berlawanan dengan apa yang diajarkan di sekolah bisnis. Biasanya, kita diminta untuk fokus pada kompetensi utama kita. Ketika ada peluang yang datang dari seseorang yang meminta kita mengerjakan sesuatu di luar keahlian kita, sering kali kita cenderung menolak.
Namun, bagaimana jika kita memilih untuk mengatakan "iya"? Apa yang akan terjadi jika kita menciptakan kembali bisnis yang kita miliki? Contoh menarik adalah Arnold Correia, seorang pengusaha Brazil, yang telah menciptakan ulang bisnisnya dua kali sehingga menjadi provider besar untuk manajemen event dan layanan produksi.
Ketika seorang konsumen meminta dia menyiarkan acara pelatihan dan motivasi ke 260 toko di Brazil, Arnold menyanggupinya meskipun dia sebelumnya tidak tahu caranya. Ini bukan hanya terjadi sekali; setiap kali ada peluang besar, Arnold tidak segan untuk mengatakan "iya."
Problem first
Banyak perusahaan fokus pada produk mereka. Ketika ada manajer merek baru, sering kali mereka mengganti produk atau tampilan merek, seperti mengubah warna produk dari biru menjadi hijau dengan keterangan "formula lebih canggih." Apakah ini inovasi? Belum tentu.
BACA JUGA:10 Keluarga Terkaya di Dunia Pada 2024, Ini Bisnis Mereka
Sumber: