Otoritas Federal AS Mengeluarkan Peringatan Kekerasan Pascainsiden Trump
Otoritas Federal AS Peringatkan Potensi Kekerasan Setelah Insiden Trump--Antaranews.com
RADAR JABAR – Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengeluarkan buletin yang memperingatkan lembaga penegak hukum di seluruh negeri tentang kemungkinan serangan "lanjutan atau pembalasan" setelah insiden percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump.
Buletin gabungan yang dikeluarkan pada Senin malam oleh DHS dan FBI itu mendesak kewaspadaan dalam acara-acara mendatang terkait pemilu, karena kekhawatiran terhadap serangan "lanjutan atau pembalasan," menurut ABC News.
Peringatan ini dikeluarkan bertepatan dengan dimulainya Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan setiap aktivitas yang mencurigakan.
Buletin tersebut mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan terjadinya kekerasan di acara-acara yang terkait dengan pemilihan presiden 2024, mengingat potensi ancaman yang mungkin timbul dari anggota komunitas daring.
BACA JUGA:AS Tempatkan Rudal di Jerman, Warga Cemas akan Ancaman Perang dengan Rusia
"FBI dan DHS tetap khawatir... terutama mengingat bahwa sejumlah individu di beberapa komunitas daring telah mengancam, mendorong, atau mereferensikan tindakan kekerasan sebagai respons terhadap percobaan pembunuhan tersebut," kata buletin itu.
Peringatan itu muncul beberapa hari setelah Trump, yang sedang mencalonkan diri kembali sebagai Presiden, berhasil lolos dari sebuah upaya pembunuhan. Insiden tersebut terjadi selama kampanye di Pennsylvania pada hari Sabtu.
Akibat dari serangan tersebut, Trump mengalami cedera di telinga kanannya dan terlihat menghadiri sebuah konvensi pada hari Senin dengan luka tersebut.
Thomas Matthew Crooks, seorang pemuda berusia 20 tahun yang melakukan aksi penembakan, akhirnya ditembak mati oleh Dinas Rahasia di tempat kejadian. Meskipun Donald Trump terlihat berdarah, ia berhasil selamat dari serangan tersebut.
BACA JUGA:Serangan di Gaza: Lima Sekolah PBB Jadi Sasaran dalam 10 Hari Terakhir
Pihak otoritas federal kini sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik penembakan ini. Mereka juga mencatat bahwa"gaung dari topik-topik yang memecah belah dalam wacana publik" mungkin menjadi pemicu munculnya ancaman-ancaman baru.
Dalam sebuah buletin, otoritas memperingatkan bahwa pelaku tunggal atau kelompok kecil mungkin akan terus menjadikan rapat umum politik dan acara-acara kampanye sebagai target serangan mereka.
Buletin tersebut juga mengakui kesulitan dalam menyeleksi ancaman semacam itu, mengingat "tingkat radikalisasi dan mobilisasi individu untuk melakukan tindak kekerasan sangat personal."
Sebelum insiden tersebut terjadi, otoritas federal sudah mengawasi berbagai serangan dan rencana yang bermotif politik. Serangan-serangan ini menargetkan para pejabat pemerintah dan kandidat politik.
Sumber: antaranews.com