7 Kemiripan Agama Islam dan Yahudi, Nomor Terakhir Paling Sensitif

7 Kemiripan Agama Islam dan Yahudi, Nomor Terakhir Paling Sensitif

Kemiripan Agama Islam dan Yahudi-Ilustrasi/Pixabay-

Karena keistimewaan ini, agama Yahudi dan Islam memiliki waktu-waktu tertentu untuk berdoa dan meminta apapun yang diinginkan. Misalnya, dalam agama Islam, dianjurkan berdoa setiap kali selesai mengerjakan salat lima waktu, sementara dalam ajaran Yahudi, penganutnya dianjurkan mengucapkan tefillah atau doa tiga kali dalam sehari.

4. Perintah Memakan Makanan Halal

Sebagai umat Muslim, memperhatikan adab-adab makan serta cara memperolehnya sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Dalam ajaran agama Islam, makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh memiliki dampak negatif maupun positif yang berpengaruh besar pada kehidupan seorang Muslim.

Allah SWT bahkan memperingatkan hal tersebut dalam firman-Nya, “Maka hendaklah seluruh manusia memperhatikan makanannya.” (QS Abasa ayat 24). Tak bisa dipungkiri, dalam Islam memakan makanan haram memiliki konsekuensi yang sangat fatal.

Sebelum seorang hamba berada di pengadilan Allah, Rasulullah sampai mewanti-wanti umatnya tentang neraka bila melakukan perbuatan seperti itu, seperti dalam sebuah hadis beliau bersabda, “Wahai Ka’ab bin Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang atau makanan haram, kecuali neraka lebih utama baginya.” (HR. At-Tirmidzi).

Menariknya, selain anjuran memakan makanan halal sangat diperhatikan dalam ajaran Islam, agama Yahudi juga memiliki aturan terkait makanan halal dan haram.

BACA JUGA:7 Negara Islam Pengkhianat yang Memilih Mendukung Israel

Lebih menarik lagi, kemiripan memakan makanan halal bukan hanya terletak pada perintahnya, melainkan juga pada cara agama Yahudi yang mengajarkan untuk menyembelih seekor hewan dengan nama Tuhan sebelum diolah menjadi makanan.

5. Ibadah Puasa

Berbeda dengan agama samawi seperti Nasrani, agama Yahudi memiliki ibadah puasa yang apabila dikerjakan bisa menghapus dosa dan menambah pahala, seperti halnya puasa dalam ajaran Islam.

Bedanya, puasa di kalangan orang Yahudi sering dikaitkan dengan peringatan peristiwa sejarah yang dialami orang-orang Yahudi di masa lalu. Dikutip dari Republika, salah satu alasan yang melandasi puasanya orang-orang Yahudi adalah sebagai bentuk duka atas hancurnya Kuil Sulaiman atau pengepungan Yerusalem oleh pasukan Nebukadnezar.

Sekalipun perintah puasa ada dalam ajaran Yahudi, mereka memiliki cara tersendiri yang disesuaikan dengan tingkatannya. Misalnya, ada puasa berat yang dinamai puasa Yom Kipur. Puasa Yom Kipur adalah puasa di hari paling suci dalam tahun Yahudi yang jatuh pada hari ke-10 dari bulan ketujuh.

Dalam pelaksanaannya, orang Yahudi harus berpuasa selama 2 hari berturut-turut dan tidak boleh melakukan empat aktivitas sehari-hari: pertama, tidak boleh mandi; kedua, tidak boleh memakai sepatu kulit; ketiga, tidak boleh menggunakan parfum; dan keempat, dilarang berhubungan seksual.

6. Perintah Melaksanakan Haji

Terdengar aneh, tapi memang betul adanya. Selain Islam, Yahudi juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan Haji. Dalam kepercayaan Yahudi, Haji disebut sebagai hak yang harus dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun.

Perbedaannya, umat Yahudi melaksanakan ibadah haji di Yerusalem, sementara umat Islam melaksanakannya di Mekah. Meski demikian, tata cara pelaksanaannya terbilang mirip.

BACA JUGA:10 Perbedaan Hindu India dan Hindu Bali dari Berbagai Sisi Keagamaan

Para ulama Yahudi yang berhaji harus berkeliling sekitar tujuh kali, kemudian mereka diwajibkan memotong hewan kurban ketika Haji selesai dilaksanakan.

7. Larangan Membunuh Manusia

Sumber: