Sekelompok Penjahat Bersenjata Culik 100 Orang di Wilayah Barat Laut Nigeria
Ilustrasi geng kriminal--Freepik
RADAR JABAR - Kelompok penjahat bersenjata menyerbu sebuah komunitas di barat laut Nigeria, menewaskan enam orang dan menculik sekitar 100 orang. Hal tersebut diketahui berdasarkan warga Tudun Dokit yang tinggal di Sokoto yang dilaporkan oleh Anadolu dan dikutip dari Antara.
“Sejauh ini, sekitar 100 orang hilang akibat penyerangan tersebut. Para bandit menculik mereka, dan mereka belum menghubungi siapa pun di masyarakat,” ujar Abdullah Saidu, pada Selasa (18/6).
Saidu menambahkan bahwa mayoritas korban penculikan adalah wanita, anak-anak, dan remaja.
BACA JUGA:Kemlu RI Sebut Konflik Rusia-Ukraina Perlu Diselesaikan Melalui Upaya Bersama Semua Pihak
Juru Bicara Kepolisian Negara Bagian Ahmed Rufai mengonfirmasi bahwa sekitar dua belas pria bersenjata menyerbu Tudun Doki di Distrik Gwadabawa, Negara Bagian Sokoto, pada Minggu (16/6) pagi, beberapa jam sebelum salat Idul Adha.
“Informasi yang diterima dari Komando Divisi Polisi di daerah tersebut menunjukkan bahwa enam jenazah ditemukan dari masyarakat setelah serangan tersebut dan banyak orang diculik,” ujar Rufai.
BACA JUGA:Dubes Harapkan Parlemen Jepang Tingkatkan Perlindungan Bagi TKI
Meskipun membenarkan serangan tersebut, Rufai tidak dapat mengonfirmasi secara resmi jumlah 100 orang yang diculik, meskipun jumlah tersebut mungkin benar, karena polisi masih menyelidiki.
Tim pencarian polisi telah dikirim ke daerah asal para penyerang, tetapi belum ada informasi tambahan karena daerah tersebut terpencil sehingga menyulitkan komunikasi.
Para penyerang bersenjata melepaskan tembakan segera setelah tiba di komunitas tersebut, dan sebagian besar korban ditembak saat mencoba melarikan diri ke rumah mereka.
BACA JUGA:Putin Tetapkan Syarat untuk Mulai Perundingan damai Dengan Ukraina
Serangan oleh bandit dan geng bersenjata meningkat di Nigeria barat laut, yang juga menghadapi ancaman teroris dari Boko Haram dan ISIS di Provinsi Afrika Barat (ISWAP) selama lebih dari satu dekade.
Abubakar Sifawa, seorang peneliti senior di Universitas Pendidikan Shehu Shagari di Sokoto, mengaitkan peningkatan serangan ini dengan rentannya perbatasan negara dan aktivitas terorisme di sepanjang perbatasan dengan Republik Niger.*
Sumber: antara