Kamu Harus Tau, Ini 4 Bahaya Bulu Kucing Bagi Kesehatan
Ilustrasi--Sumber gambar: freepik.com
RADAR JABAR - Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang paling populer di kalangan manusia. Pesona dan tingkah laku menggemaskan mereka seringkali membuat banyak orang terpesona dan memilih untuk membawa mereka ke dalam rumah.
Namun, dibalik pesona mereka, terdapat risiko kesehatan yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait dengan bulu mereka yang mudah rontok.
Bulu kucing, yang seringkali menjadi fokus perhatian karena kelembutannya, sebenarnya dapat menjadi tempat bersembunyi bagi bakteri dan parasit yang berbahaya. Saat kucing bermain di lingkungan yang kotor, bulunya dapat menjadi sumber penularan penyakit. Orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti ibu hamil dan penderita penyakit autoimun, berisiko lebih tinggi terkena dampak negatif dari Bulu kucing.
Berikut adalah penjelasan mengenai resiko bulu kucing bagi kesehatan:
1. Reaksi Alergi
Meskipun reaksi alergi biasanya disebabkan oleh air ludah dan urin kucing, bulu kucing juga dapat memainkan peran penting dalam memicu gejala alergi. Gejala yang umumnya muncul termasuk mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan sinus, serta dapat memicu serangan asma.
2. Penyakit Cakar Kucing (cat scratch disease)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae yang dapat berpindah ke manusia melalui cakaran atau gigitan kucing. Gejala penyakit ini mungkin tidak muncul, namun dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan benjolan kecil yang diikuti dengan gejala seperti mual, muntah, demam, dan peradangan pada kelenjar getah bening.
3. Kurap
Infeksi jamur kulit dapat ditularkan melalui bulu kucing ketika seseorang membelainya tanpa mencuci tangan setelahnya.
4. Toksoplasmosis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang terdapat dalam feses kucing yang terinfeksi. Kucing yang menjilati bulunya dapat menyebarkan parasit ini ke bulu, yang kemudian dapat ditularkan kepada manusia saat membelainya. Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil, karena dapat menyebabkan cacat pada bayi yang belum lahir atau bahkan keguguran.
Sumber: halodoc.com