9 Sisi Gelap Pangeran Muhammed bin Salman, Buat Arab Saudi Makin Kontroversial

9 Sisi Gelap Pangeran Muhammed bin Salman, Buat Arab Saudi Makin Kontroversial

Sisi Gelap Pangeran Arab Saudi Muhammed bin Salman-EPA/BBC-

Meskipun terdengar agak aneh, kini wanita di Arab Saudi diizinkan memakai bikini di salah satu pantai komersial. Aturan ini juga mencakup izin bagi wanita Arab untuk mengenakan pakaian terbuka di pantai Pure Beach, dengan harga tiket masuk sekitar Rp1,1 juta. Pantai privat ini memungkinkan pengunjung untuk bermain air, menari, dan mendengarkan musik.

  • Bioskop Dihidupkan Kembali

Pada tahun 80-an, Arab Saudi menutup bioskop karena film-film Hollywood dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Namun, pada tahun 2008, di kota Riyadh, bioskop dibuka kembali untuk umum.

  • Membuka Klub Malam

Pada tahun 2019, secara resmi dibuka klub malam di Arab Saudi dengan basis di Dubai, yang diberi nama White Club atas persetujuan Pangeran MBS. Klub malam ini diklaim sebagai tempat yang halal karena tidak menjual alkohol, dengan harga tiket masuk berkisar Rp1-3 juta.

3. Terlibat Pembunuhan Jamal Khasoggi

Pada 2 Oktober 2018, wartawan Arab Saudi dan kritikus tajam Muhammed bin Salman, Jamal Khashoggi, memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, untuk mendapatkan dokumen perceraiannya. Setelah 18 hari penyangkalan, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi terbunuh.

Dugaan awal menyebutkan keterlibatan dalam perkelahian dengan pejabat Saudi di dalam konsulat. Sejak awal hilang, pemerintah Turki menegaskan bahwa Khashoggi terbunuh oleh pasukan pembunuh Saudi setelah memasuki konsulat.

Meskipun pejabat Saudi bersikeras bahwa Khashoggi meninggalkan gedung, faktanya menjadi kontroversial. Khashoggi, yang pernah menjadi penasihat keluarga kerajaan, tidak disenangi karena kritiknya terhadap program reformasi MBS.

Akibat kejanggalan dari kematian Khashoggi, protes internasional muncul. Pada Desember 2019, 18 warga Arab Saudi ditangkap atas kematian Khashoggi. Jaksa penuntut umum kerajaan menyatakan bahwa lima orang di antaranya dijatuhi hukuman mati.

Namun, yang aneh, dua tokoh kunci dari peristiwa ini malah dibebaskan. Bahkan lebih anehnya, sidang para terdakwa dilakukan secara rahasia.

4. Maraknya Eksekusi

Dalam beberapa tahun terakhir, MBS telah menerapkan reformasi sosial di Arab Saudi, termasuk membuka bioskop dan langkah-langkah lainnya. Perubahan tersebut mendapat pujian sebagai kemajuan menuju masyarakat yang lebih terbuka. Namun, selama periode yang sama, jumlah eksekusi di kerajaan tersebut juga mengalami peningkatan tajam.

Arab Saudi menjadi satu-satunya negara di dunia yang masih menggunakan hukuman mati dengan cara pemenggalan kepala. Negara ini kini berada di lima besar negara dengan jumlah eksekusi tertinggi selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Menurut organisasi hak asasi manusia Reprieve dan Amnesty International, jumlah eksekusi di Arab Saudi mengalami peningkatan signifikan sejak kepemimpinan Muhammad bin Salman.

5. Memperbolehkan Penjualan Miras

Dilansir dari Associated Press, Arab Saudi disebut melonggarkan aturan syariat Islam untuk menarik minat investor asing. Salah satu pelonggaran yang dilakukan adalah mengizinkan penjualan minuman keras.

Keputusan ini diambil dalam upaya mengubah citra Saudi menjadi lebih modern, dengan tujuan menarik turis dan investasi asing. Namun, penting untuk dicatat bahwa aturan mengenai minuman beralkohol hanya berlaku bagi individu yang berusia di atas 21 tahun, dan legalisasi ini terbatas pada kota NOEM, sebuah proyek pembangunan baru di Laut Merah dengan anggaran sekitar 500 miliar USD.

Mega proyek NOEM merupakan bagian dari rencana visi 2030 dari MBS untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi, sehingga tidak hanya bergantung pada sektor minyak. Kota NOEM direncanakan sebagai pusat teknologi canggih masa depan.

BACA JUGA:10 Khasiat Daun Bidara Arab untuk Kesehatan Tubuh Selain Pengusir Jin

6. Perempuan Boleh Hidup Sendiri Dan Masuk Militer

Sumber: