Menapaki Jejak Komunitas Yahudi di Indonesia, Ada Hubungannya dengan Israel?

Menapaki Jejak Komunitas Yahudi di Indonesia, Ada Hubungannya dengan Israel?

Sejarah Komunitas Yahudi di Indonesia-BBS-

RADAR JABAR - Keturunan Yahudi di Indonesia diperkirakan mencapai 5000 orang, sebuah jumlah yang menarik minat banyak orang untuk lebih memahami kehidupan mereka saat ini. Kami akan menyelidiki dengan cermat.

Indonesia merupakan rumah bagi komunitas Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 240 juta jiwa, dan juga menyimpan sejarah keberagaman agama yang kaya. Di tengah keberagaman ini, kehadiran agama Yahudi menjadi sebuah fakta mengejutkan bagi banyak orang.

Kelompok ini saat ini menarik perhatian banyak orang karena konflik di Palestina yang melibatkan Israel. Berikut ini adalah tinjauan mendalam tentang keberadaan kaum Yahudi di Indonesia.

Sejarah Yahudi di Indonesia, seperti yang diuraikan oleh Profesor Rotom Care dari Universitas Haifa, dimulai dengan kedatangan seorang pedagang Yahudi dari Fustat, Mesir, yang pertama kali tiba di Barus, Sumatera Barat.

Beberapa teori juga menyebutkan bahwa beberapa Yahudi yang pindah agama menjadi Nasrani mungkin ikut dengan Armada Portugis yang tiba di Nusantara pada awal abad ke-11. Dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, komunitas Yahudi di Indonesia semakin berkembang hingga abad ke-20.

Pada tahun 1921, seorang donatur Zionis dari Israel bernama Cohen mengunjungi Jawa dan melaporkan bahwa terdapat sekitar 2000 orang Yahudi di pulau tersebut.

BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Yahudi, Yudaisme, Israel, dan Zionis

Komunitas ini mulai terorganisir dengan lebih jelas pada tahun 1920-an, termasuk pembentukan Association for Jewish Interest in the Dutch East Indies dan partisipasi dalam World Zionist Conference di kota-kota besar seperti Batavia dan Bandung.

Silsilah Yahudi di Indonesia

Komunitas Yahudi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama. Pertama, Yahudi yang berkebangsaan Belanda dan memiliki profesi sebagai penjaga toko, militer, pendidik, dan dokter atas arahan pemerintah kolonial.

Kedua, Yahudi Bagdadi dari Timur Tengah, yang mayoritas tinggal di Surabaya dan terlibat dalam perdagangan dan kerajinan.

Ketiga, Yahudi pengungsi dari Eropa yang melarikan diri dari kejaran Nazi dan mencari perlindungan di Indonesia, berasal dari negara seperti Jerman dan Austria.

Pengetahuan tentang komunitas ini membuka wawasan terhadap sisi lain dari keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia. Rabi Yaakov Baroh dari Sulawesi Utara menggali kontrast antara Yahudi di Israel dan Indonesia, menyoroti keunikan Yahudi Indonesia.

Berasal dari warisan Belanda, Irak, dan lokal, mereka telah menetap di Indonesia sejak tahun 1800-an, jauh sebelum lahirnya negara Israel pada 1948.

Dibentuk oleh sejarah yang berbeda, peran komunitas Yahudi di Indonesia dalam konflik Timur Tengah, terutama antara Israel dan Palestina, berbeda secara signifikan. Rabi Yaakov menekankan bahwa Yahudi Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik ini.

Sumber: