Mengungkap Kelezatan Coto Makassar, Kuliner Khas Sulawesi Selatan

Mengungkap Kelezatan Coto Makassar, Kuliner Khas Sulawesi Selatan

Mengungkap Kelezatan Coto Makassar, Kuliner Khas Sulawesi Selatan--Istimewa

RADAR JABAR - Sulawesi Selatan, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, memiliki kekayaan budaya yang tercermin dalam keunikan kuliner tradisionalnya.

Salah satu hidangan yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan adalah Coto Makassar.

Coto Makassar bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga merupakan bagian dari identitas kuliner yang kaya dan beragam.

 

Asal Usul Coto Makassar

Coto Makassar memiliki sejarah panjang yang berkembang dari generasi ke generasi. Hidangan ini pertama kali muncul di Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, dan sejak itu menjadi favorit di kalangan masyarakat lokal.

Kata "Coto" berasal dari bahasa Makassar yang berarti "sup" atau "kuah," sementara "Makassar" menunjukkan asal daerah hidangan ini.

 

BACA JUGA: Resep Membuat Gudeg, Sajian Khas Yogyakarta yang Menggugah Selera!

 

Bahan Utama dan Bumbu Khas

Hidangan ini terkenal dengan kuah kentalnya yang kaya rempah-rempah dan cita rasa yang mendalam. Bahan utama Coto Makassar adalah daging sapi, khususnya bagian tulang rawan, tetapi beberapa resep juga mencakup daging organ seperti limpa atau hati.

Kuah Coto dihasilkan dari proses pemasakan yang lama, di mana bumbu-bumbu khas seperti ketumbar, jintan, lengkuas, dan serai memberikan sentuhan khas Sulawesi Selatan.

Proses Pembuatan Coto Makassar

  1. Persiapan Bahan: Daging sapi dipotong kecil-kecil dan direbus hingga empuk. Beberapa resep juga menambahkan daging organ seperti limpa atau hati untuk memberikan cita rasa yang lebih kompleks.

  2. Pembuatan Bumbu: Bumbu utama Coto Makassar adalah campuran ketumbar, jintan, lengkuas, serai, bawang putih, dan bawang merah yang dihaluskan. Bumbu-bumbu ini kemudian ditumis hingga harum untuk memberikan aroma yang menggoda.

  3. Pencampuran dan Pemasakan: Daging yang sudah direbus ditambahkan ke dalam bumbu yang telah ditumis. Proses pemasakan dilakukan dengan api kecil, memungkinkan rempah-rempah meresap ke dalam daging dan kuah.

  4. Sumber: