Nasib Para Nyai Pada Masa Penjajahan Belanda, Jadi Istri, Simpanan, hingga Gundik

Nasib Para Nyai Pada Masa Penjajahan Belanda, Jadi Istri, Simpanan, hingga Gundik

Nasib Para Nyai Menir Belanda Belanda-Nyai Dasima (kanan), Nyai Saritem (tengah) foto keluarga indo Nyai menir Belanda (kiri)-

Dikutip dari buku "Kisah-kisah Edan Seputar Jakarta Tempo Dulu" karya Zainudin Hm, Nyai Dasima lahir di Desa Kuripan, Bogor, Jawa Barat. Ketika besar, dia mengadu nasib ke Batavia.

Di Batavia, Nyai Dasima bekerja untuk seorang pria Inggris kaya raya bernama Edward William. Lelaki ini adalah orang kepercayaan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles. Pesona kecantikannya membuat Edward jatuh cinta dan Nyai Dasima pun dijadikan gundik. Awalnya, mereka tinggal di Curug, Tangerang, lalu pindah ke kawasan Gambir di Batavia.

BACA JUGA:Tengku Zulkarnain: Zaman Penjajahan yang Nuduh Ekstrimis itu Belanda

Suatu kali, Dasima sedang berjalan-jalan di sekitaran Senen, dan seorang kusir delman bernama Samiun terpesona akan kecantikannya. Sebuah novel berjudul "Cerita Nyai Dasima" yang dikarang pada tahun 1896 menggambarkan bahwa Samiun, yang sudah beristri, langsung terpana.

Dia kemudian bersiasat licik untuk merebut Nyai Dasima dari tuan Edward. Samiun yang merupakan pria tertampan di Batavia, berusaha merebut Dasima dari Edward, dan mereka menikah.

Meskipun awalnya Dasima hidup mewah dengan harta 6000 Golden, yang jumlahnya sangat besar dibandingkan gaji seorang wedana di Batavia yang hanya 50 Golden sebulan pada waktu itu, setelah uangnya habis karena kegemaran judi Samiun, Dasima disia-siakan.

Kisah Nyai Dasima ini, meskipun lebih cenderung fiksi, sebenarnya mencerminkan realitas pada zamannya di Batavia. Banyak lelaki pribumi yang mengincar harta para Nyai bekas gundik menir Belanda yang sudah ditinggalkan atau dibuang untuk diperistri mereka.

Sumber: