5 Pelajaran yang Terlambat Kita Pelajari Dalam Hidup

5 Pelajaran yang Terlambat Kita Pelajari Dalam Hidup

Pelajaran yang Terlambat Kita Pelajari Dalam Hidup-Ilustrasi/Unsplash/Ben White-

Cara kita memperlihatkan diri kita, apa yang kita pikirkan tentang diri kita, dan siapa diri kita sebagai makhluk sosial semuanya ada dalam kendali kita. Kita dapat memilih untuk tumbuh sebaiknya atau memilih untuk tidak melakukan apa-apa, pasrah, dan tidak mau berkembang.

Namun, kita adalah akumulasi dari pengalaman dan apa yang kita yakini, dan kita akan dinilai oleh orang lain berdasarkan apa yang kita perlihatkan dalam hidup kita.

BACA JUGA:5 Cara Mudah Meraih Kebahagiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Jika kita merasa sal bertop, maka jangan salahkan orang lain jika mereka melihat kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan kita. Orang lain akan memperlakukan kita sebagaimana kita memperlihatkan diri kita.

Mungkin setelah kita sepenuhnya menerima kekurangan dan kelebihan kita, seluruh persepsi dunia akan berubah. Mulai sekarang, lebih hargailah dirimu sendiri, bahkan jika perlu menjadikannya sebagai sebuah kewajiban.

3. Malu Atau Takut Dikritik Akan Menghentikan Kita Menjadi Apa Yang Kita Inginkan

Pada dasarnya, terdapat dua jenis kritik. pertama, kritik membangun konstruktif, dan kedua, kritik yang mencela atau destruktif. Orang yang peduli pada kita biasanya menyampaikan kritik yang membangun dengan tujuan memberikan motivasi agar kita dapat memperbaiki diri.

Di sisi lain, kritik yang mencela umumnya bertujuan untuk melemahkan dan bersifat menghakimi, bahkan mencari-cari kesalahan orang lain. Orang dengan sikap kurang baik cenderung memperbesar kelemahan atau kekurangan orang lain, bahkan dengan maksud untuk mempermalukan di depan umum.

Dalam menghadapi kritik yang mencela, penting bagi kita untuk memiliki penguasaan diri dan sikap rendah hati agar tidak merasa kecewa. Sebaliknya, kita dapat menganggap kritik sebagai hal positif.

Meskipun kita tidak dapat mengontrol kapan dan bagaimana kritik datang, yang dapat kita kontrol adalah reaksi kita setelah menerima kata-kata tersebut. Reaksi tersebut dapat menjadi indikator bahwa kita sudah dewasa atau belum.

BACA JUGA:7 Tanda-Tanda bahwa Dia Pasangan Hidup Kamu yang Tepat

Persiapan yang penting adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik menghadapi kritik membangun maupun kritik yang mencela. Terlepas dari kritik, kita semua cenderung mencari alasan atau mencoba melihat dari perspektif kita sendiri terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

Namun pada akhirnya, hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Yang terpenting adalah berkembang dengan kritik dan tidak terpengaruh negatif olehnya.

4. Semuanya Bersifat Sementara

Segala yang Anda miliki bersifat sementara, begitu juga dengan semua yang Anda kerjakan akan hilang suatu saat nanti. Pada akhirnya, orang-orang akan melupakan Anda. Oleh karena itu, jangan hanya fokus pada pekerjaan.

Jika Anda sakit dan akhirnya tidak berada di dunia ini, posisi Anda di perusahaan dapat digantikan oleh orang lain. Besoknya, semua orang yang awalnya bersedih akan kembali menjalani kehidupan sehari-hari, sibuk dengan urusan masing-masing, dan lambat laun melupakan Anda.

Keluarga adalah yang paling berat menanggung beban ketika kita tidak ada. Oleh karena itu, alokasikan waktu dengan bijak antara ibadah, keluarga, dan pekerjaan. Ingatlah bahwa urutan prioritasnya adalah ibadah, keluarga, dan pekerjaan. Tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan hidup kita yang hanya sementara.

Sumber: