Banyak Tentara Israel Alami Depresi dan Trauma Bertemu Pasukan Hamas

Banyak Tentara Israel Alami Depresi dan Trauma Bertemu Pasukan Hamas

Tangkapan layar: Seroang tentara wanita Israel menangis histeris ketika mendengar suara sirine ambulan-Ist-

"Mereka tidak takut apa-apa lagi"

"Dengan semua tank dan senjata, kita masih tidak bisa berbuat apa-apa"

"Saya ingin keluar dari negara ini"

"Jangan suruh saya tenang, kamu tidak melihat apa yang saya lihat"

"Saya mohon, saya ingin pergi dari sini, sekarang!"

Banyak Tentara Israel Mengalami Gangguan Jiwa

Setelah Hamas melakukan penyerangan pada 7 Oktober, banyak tentara Israel mengalami gangguan mental. Meskipun demikian, sebagian tentara Israel menolak menerima perawatan dari psikolog, meski tengah mengalami depresi dan gangguan trauma.

Informasi ini diambil dari laporan seorang jurnalis Israel bernama Doron Kadosh, seperti yang dilaporkan oleh The Messenger. Kadosh awalnya tidak percaya terhadap kondisi tentara Israel dan menyebut salah satu tentara yang mengalami depresi, yaitu Geshesh.

BACA JUGA:Anak Netanyahu Tidak Mau Ikut Perang dan Kabur ke AS, Sebut IDF Tidak Becus

Menurut Kadosh, Geshesh mengalami gangguan jiwa setelah mendapat pukulan keras dari Hamas dan menyaksikan rekan seperjuangannya tewas di depan matanya.

Meskipun demikian, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan perawatan mental kepada tentara mereka, termasuk Geshesh.

IDF menolak memberikan perawatan kesehatan mental yang sangat diperlukan dan dapat menyelamatkan nyawa seorang tentara yang telah berkorban untuk membela negara.

Akibatnya, Geshesh memutuskan untuk menggunakan obat-obatan terlarang, dan akhirnya, ia ditangkap oleh militer Israel. Bahkan ketika tertangkap, IDF masih enggan memberikan pengobatan kepada Geshesh dengan alasan bahwa ia memiliki obat-obatan terlarang.

Sumber: