Bombardir Universitas Al-Azhar di Gaza, Israel Masih Cari Banyak Alasan
Israel Bombardir Universitas Al-Azhar di Gaza-Ist-
RADAR JABAR - Serangan militer Israel semakin meningkat di Jalur Gaza, Sabtu 4 November 2023. Baru-baru ini tentara Israel menjatuhkan bom di menara Universitas Al-Azhar.
Menurut Times of Gaza, Universitas Al-Azhar adalah universitas terakhir di Gaza. Saat ini, belum diketahui apakah ada korban jiwa menyusul serangan terbaru pasukan Zionis Israel.
Jika melihat invasi Israel, berarti terjadi ledakan besar di Universitas Al-Azhar Gaza. Dilihat dari video yang beredar, Israel melemparkan beberapa mortir langsung ke gedung sekolah. Setelah beberapa roket Israel meledak, gumpalan abu-abu muncul.
Beberapa saat kemudian, terjadi ledakan besar lainnya. Hal ini terlihat menyebabkan kebakaran besar. Terlihat jelas gedung Universitas Al-Azhar di Gaza rusak akibat ledakan dahsyat bom Israel. Pendudukan Israel di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, semakin hari semakin buruk.
BACA JUGA:Reporter CNN Viral Keceplosan Sebut Tentara Israel Targetkan Warga Sipil di Gaza Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia menolak gencatan senjata dengan Hamas. Perang Israel-Hamas saat ini tak akan bisa dihentikan kecuali Netanyahu yang meminta berhenti.
"Bapak dan ibu sekalian, kita tahu dalam Bible kita diajarkan berdamai dan berperang. Ini adalah waktunya perang," kata Netanyahu.
Israel Tak Patuhi Aturan Perang
Bombardir Israel di Jalur Gaza telah mewaskan banyak orang dan menghancurkan infrastruktur masyarakat. Peraturan perang seharusnya melarang serangan ke sekolah, rumah aman, gereja, masjid, rumah sakit, dan bahkan ambulans.
Pihak Israel tidak mematuhinya sama sekali bahkan para pemimpin dunia pun tak bisa menghentikan ego dari Netanyahu.
Pernyataan PBB melaporkan bahwa sekitar 45 persen atau sebanyak 181.000 rumah penduduk Palestina di Gaza telah hancur akibat konflik. Dampaknya adalah pengungsian sekitar 1,4 juta warga sipil.
Meskipun ada tempat pengungsian, mereka pun menjadi sasaran penghancuran dalam agresi Israel, yang dianggap sebagai kejahatan perang. Tindakan tersebut meliputi pembunuhan perempuan, anak-anak, dan lansia.
Bukan hanya rumah dan properti yang hancur, tapi juga meninggalkan warga Palestina di Gaza dalam kondisi hampir tanpa apapun. Baru-baru ini, tempat pengungsian di Jabalia, Gaza, mengalami kerusakan parah dan menimbulkan ratusan korban jiwa.
BACA JUGA:Kisah Mantan PM Israel Ariel Sharon Koma 8 Tahun dan Membusuk Hidup-Hidup hingga Mati
Sumber: