Sejarah Lengkap Zionisme dan Bukti Kelicikan Zionis Yahudi Merebut Tanah Palestina
Sejarah lengkap gerakan zionisme-RJ-
Meskipun juru selamat atau Mesias biasanya diidentikkan dengan Nabi Isa, orang Yahudi waktu itu tidak mempercayainya sebagai nabi, sehingga mereka mencoba membunuhnya. Ini menghasilkan perdebatan tentang siapa yang akan menjadi Mesias yang mereka tunggu. Inilah yang kemudian menjadi pemaknaan istilah "Zion" yang berbeda.
Istilah "Zion" kemudian tidak hanya merujuk kepada keyakinan agama, tetapi juga digunakan dalam konteks gerakan politik. Nathan Bernbaum adalah tokoh Zionis Yahudi pertama yang mengubah konsep awal menjadi gerakan politik yang kuat. Pada 1 Mei 1776, ia memperkenalkan Zionisme sebagai gerakan politik bangsa Yahudi untuk kembali mendiami tanah Palestina.
Gagasan ini kemudian didukung oleh sejumlah tokoh Yahudi dan menjadi rencana aksi yang matang. Salah satu Yahudi Jerman, Moses Hess, menyatakan bahwa untuk merealisasikan pengembalian ke Palestina, kaum Yahudi harus berkolaborasi dengan orang-orang Barat dan mempengaruhi mereka untuk kembali ke Palestina.
Setelah kekalahan dari umat Islam yang dipimpin oleh Salahuddin al-Ayyubi beberapa abad silam, gagasan tokoh Yahudi akhirnya mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh kolonialis Barat yang merasa memiliki kepentingan serupa, yaitu untuk menguasai wilayah Arab yang kaya.
Sejak saat itu, orang-orang Yahudi mulai berimigrasi ke Eropa, wilayah Palestina, dan sekitarnya. Keberadaan orang-orang Yahudi di Eropa awalnya tidak disukai oleh orang-orang Kristen Eropa.
Kelicikan Bangsa Yahudi Zionis
Pada tahun 1891, sejumlah pengusaha Palestina dengan nada prihatin mengirim telegram ke Istanbul, ibu kota Khalifah Turki Utsmaniyah, yang pada saat itu menguasai tanah Palestina.
Dalam telegram tersebut, para penguasa Palestina menyatakan bahwa imigrasi orang-orang Yahudi ke wilayah mereka menjadi ancaman yang harus dihentikan dengan segera. Lima tahun kemudian, muncul buku "Der Judenstaat" yang ditulis oleh seorang wartawan Yahudi Austria bernama Theodor Herzl.
Buku ini secara detail mengusulkan konsep pendirian negara Israel di Palestina. Herzl akhirnya diakui sebagai Bapak Zionisme modern.
Strategi perjuangan Yahudi menurut Herzl dapat dijelaskan dengan kalimat singkat yang penuh makna: "Jika kita tenggelam, kita akan menjadi bagian proletariat revolusioner, pemanggul ide dari suatu partai revolusioner. Jika kita bangkit, maka kekuasaan keuangan kita yang dahsyat akan bangkit bersama." Kalimat ini memiliki makna mendalam dan digulirkan dengan sungguh-sungguh oleh gerakan Zionisme.
Gerakan ini kemudian melahirkan ideologi komunisme, yang menyatakan diri sebagai garda terdepan dalam membebaskan proletariat, serta kapitalisme, yang menjadi negasi dari ideologi komunisme. Kaum Zionis berhasil memanfaatkan pergolakan antara kedua kutub ini.
Dalam bukunya, Herzl dengan tegas menyatakan bahwa mewujudkan negara Yahudi di tanah Palestina adalah suatu yang mustahil dilakukan dengan cara-cara demokratis.
Herzl memberikan resep jitu agar tanah Palestina bisa dikuasai oleh Yahudi, yaitu dengan cara memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi sehingga mereka bisa menjadi mayoritas dan secara bertahap mengurangi populasi orang Palestina.
Untuk mencapai tujuan ini, segala cara harus digunakan, termasuk teror, perang, pembersihan etnis, penyebaran penyakit, pembukaan lahan kerja di negara-negara tetangga, dan tindakan lainnya. Tujuannya adalah agar gerakan Zionisme bisa diterima oleh dunia internasional.
Untuk mencapai legitimasi internasional, tokoh-tokoh Yahudi di seluruh dunia harus mendorong dunia internasional untuk mengesahkan undang-undang yang melegitimasi eksistensi Yahudi di Palestina. Herzl menulis dalam bukunya bahwa mereka akan mengusir orang-orang yang tidak sebanding dari perbatasan dengan membuka lapangan pekerjaan di negara-negara tetangga sambil mencegah mereka mendapatkan pekerjaan di negara mereka.
Gerakan ini secara rahasia menyebarkan kampanye di seluruh dunia dengan mencetak buku-buku yang terlihat ilmiah dan menyatakan bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi.
Sumber: jazirah ilmu