Kisah Qarun yang Tenggelam Bersama Harta Kekayaannya, Koruptor Zaman Nabi Musa

Kisah Qarun yang Tenggelam Bersama Harta Kekayaannya, Koruptor Zaman Nabi Musa

Kisah Qarun yang Tenggelam Bersama Harta Kekayaannya-Ilustrasi/Pixabay-

4. Jangan berbuat kerusakan

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.” (Al-Quran, Surat Al-Qasas Ayat 77).

Maksudnya adalah kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan aniaya dan zalim, seperti kerusakan karena menggunakan kenikmatan tanpa kontrol sehingga melampaui batas. Ini juga termasuk kerusakan yang dipicu oleh perasaan hasad dan kebencian. Ini adalah tafsir dari Sayyid Qutb dalam kitab tafsirnya.

Beberapa nasihat yang disampaikan oleh orang-orang beriman dari kalangan Bani Israil ternyata tidak mampu mengubah karakter Qarun yang telah melampaui batas. Bahkan, jawaban dari Qarun terkesan sangat menyakitkan dan menyayat hati.

Qarun menggambarkan kesombongannya di dalam Al-Quran ketika berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku, dan apakah dia tidak mengetahui? Bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta. Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka." (Al-Quran, Surat Al-Qasas, Ayat 78).

Ayat ini menjelaskan bagaimana Qarun dengan lantang dan sombongnya menjawab semua nasihat dari kaumnya. Dia berpendapat bahwa dia menjadi kaya karena kepintarannya.

Menurut Imam Ibnu Katsir, maksud dari jawaban Qarun dalam ayat tersebut adalah bahwa dia meyakini bahwa harta itu hanya diberikan kepadanya oleh Allah karena Allah mengetahui bahwa dia yang berhak menerimanya.

Menurut Sayyid Qutb, Qarun adalah contoh dari banyak manusia yang salah menganggap bahwa kekayaan mereka hanya hasil dari usaha dan pengetahuan mereka sendiri, tanpa memperhitungkan kemurahan dan kekuasaan Allah.

Meskipun orang-orang sudah bergantian menasihati Qarun, rupanya Qarun tidak peduli. Bahkan, dia sengaja memamerkan kekayaannya kepada orang-orang dengan mengadakan pawai keliling kota untuk memamerkan harta yang dimilikinya.

Peristiwa ini juga tercatat di dalam Al-Quran. Qarun keluar dengan pakaian indah, perhiasan, di atas kendaraan mewah, ditemani oleh beberapa pengawal dan pelayan, serta berlenggak-lenggok menemui kaumnya.

Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar. Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. (79)

Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Al-Quran, Surat Al-Qasas, Ayat 79-80).

Dia melihat dengan sikap hina tanpa rasa iba sama sekali terhadap orang-orang fakir dari kaumnya. Saat itu, Qarun sengaja keluar bertepatan dengan hari raya, karena pada hari itu orang-orang berkumpul di jalan-jalan dan pasar-pasar.

Para pengawal dan pembantunya membawa tumbuh-tumbuhan yang dibakar, sehingga ketika rombongan pawai Qarun lewat, tercium bau yang sangat harum. Beberapa pengawal lain membawa kunci-kunci penyimpanan hartanya.

Al-Quran menginformasikan bagaimana masyarakat Bani Israil merespons fenomena tersebut. Setidaknya Al-Quran mengisyaratkan adanya dua kelompok, yaitu orang-orang materialistis yang mengharapkan kekayaan, dan lainnya adalah orang-orang mukmin yang tahu bahwa harta hanyalah titipan yang akan dipertanggungjawabkan.

Sumber: