5 Kelemahan Geto Suguru di Jujutsu Kaisen, Ternyata Tidak Sekuat Itu?

5 Kelemahan Geto Suguru di Jujutsu Kaisen, Ternyata Tidak Sekuat Itu?

5 Kelemahan Geto Suguru di Jujutsu Kaisen, Ternyata Gak Sekuat Itu ?-Geto Suguru-Tangkapan layar via Game Rant

Radar Jabar – Geto Suguru adalah salah satu karakter terkuat di serial Jujutsu Kaisen. Mantan siswa SMA Jujutsu Tokyo tersebut menjadi salah satu dari sedikit karakter serial tersebut yang memainkan peran sebagai penjahat dan karakter baik.

 

Geto bermetamorfosis dari penyihir yang dahulu berbakti, menjadi pengguna kutukan terburuk di Jujutsu modern. Tapi dia sebagaimana karakter lainnya: hanya bisa menjadi kuat dengan terlebih dahulu merupakan sosok lemah.

 

Terlepas sebagai salah satu penyihir terkuat, mantan sahabat Gojo Satoru itu memiliki kekurangan terutama dalam aspek psikologis. Melansir dari Game Rant, ada lima kelemahan yang dimiliki oleh Geto Suguru di Jujutsu Kaisen.

 

1.      Fisik yang Rapuh

Seperti para penyihir atau pengguna kutukan lainnya, pertahanan Geto tidaklah kebal. Ia masih rentan terhadap serangan jika lengah, walaupun mampu menghadapi semua lawan, baik dengan teknik terkutuknya atau pertarungan jarak dekat.

 

BACA JUGA:5 Teknik Kutukan Terkuat di Jujutsu Kaisen yang Paling Rumit

 

Kerentanan fisiknya terlihat dalam duelnya kontra Toji Fushiguro. Kendati hanya sanggup membuat Toji lengah sesaat, Geto dikalahkan dan kelimpungan oleh keluarga Zen’in yang diasingkan, meninggalkannya dalam kondisi memprihatinkan.

 

2.      Sifat Inkonsisten

Geto kerap tidak konsisten dan teguh pendirian soal cita-citanya. Bahkan dirinya selalu mempertanyakan inti dari perbuatan para penyihir Jujutsu.

 

Pertama, dia memilih untuk percaya bahwa inti tindakan itu adalah tugas yang kuat untuk melindungi yang lemah, sehingga patuh menjalankan misinya bersama Gojo. Tapi keyakinan ini memudar pasca kematian Riko Amanai.

 

Walau bukan masalah fisik, cita-cita dan keyakinan dasar yang dimilikinya mengartikan Geto Suguru selalu lebih cenderung melampaui batas ketimbang tetap menjadi penyihir yang patuh. Kematian Yu Haibara, bawahannya, merupakan momen menyakitkan terakhir yang menggelapkan pikirannya.

 

3.      Kelelahan

Kelalahan dan keletihan Geto yang tidak terungkap malah menjadi lebih terlihat setelah kematian Riko Amanai. Karakter yang muncul di musim kedua Jujutsu Kaisen tampak lemah dan letih saat menjalankan tugas penyihir seperti marathon tanpa akhir dan tidak ada artinya.

 

Bukan terhadap fisik, kelelahannya malah sangat memengaruhi pikirannya, dan cita-citanya yang sudah mulai goyah mendapat cobaan demi cobaan karena segudang misi solo yang mulai dilakukannya. Kala itu kondisi psikologis Geto bak meja yang tiba-tiba kehilangan kakinya.

 

BACA JUGA:Jujutsu Kaisen: Siapa yang akan menjadi penyihir terkuat jika Gojo Satoru gugur?

 

Walaupun kelelahan adalah kelemahan umum setiap karakter dalam serial Jujutsu Kaisean, kelalahan Geto Suguru meinghasilkan lebih banyak kerusakan psikologis daripada fisik. Implikasinya yaitu semakin cepatnya kerusakan pada pikiran yang sudah melumpuhkan.

 

4.      Takut Ditinggalkan

Geto mendapat gelar “Yang Terkuat” bersama Gojo Satoru selama keduanya menjadi siswa Jujutsu yang mengindikasikan seimbang dalam aspek kemampuan. Tetapi tampaknya keseimbangan itu pun rapuh.

 

Perbedaan antara mereka akan terlihat segera seusai insiden Star Plasma dan pertemuan dengan Toji Fushiguro. Pertarungan ini bakal menegaskan Gojo sebagai satu-satunya pemilik gelar “Yang Terkuat”.

 

Walau sedikit, Geto punya rasa takut yang aneh akan ditinggalkan oleh sahabatnya, seperti yang ditunjukkan saat menceritakan peristiwa usai kematian Riko, menyatakan bahwa Gojo sudah menjadi “yang terkuat”.

 

BACA JUGA:Siapakah Kenjaku? Berikut 5 Fakta Menarik Villain Utama Jujutsu Kaisen 2 yang Merasuki Geto

 

5.      Sentimentalitas Terhadap Pengguna Kutukan dan Penyihir Jujutsu

 

Geto memiliki sifat baik dan petuh sebelum membelot dari SMA Jujutsu Tokyo, namun selalu menganggap penyihir dan pengguna kutukan lebih unggul dari manusia biasa. Walau enggan mengakuinya, ia punya bias yang melekat pada sesame penyihir sehingga mudah untuk mengambil pilihan ketiga yaitu melenyapkan semua non-penyihir.

 

Tapi bias tersebut pada akhirnya menjadi penyebab kematiannya dan adalah perbedaan yang melekat antara karakter sangat cerdas itu dan antagonis utama lainnya di Jujutsu Kaisen.

 

Geto Suguru benar-benar ingin menciptakan dunia yang hanya berisikan pengguna kutukan dan penyihir Jujutsu. Sentimen ini pun menyebabkannya secara tak langsung membunuh Yuta Okkotsu, bahkan saat bisa melakukannya.

 

Setelah duel mereka di Night Parade dari Hundred Demons, Geto terluka parah dan akhirnya mati di tangan Gojo.

 

Dari uraian-uraian di atas terlihat bahwa Geto sejatinya bukanlah penyihir yang lemah soal kapasitas fisik apa pun. Sebaliknya dibandingkan kelemahan fisik, kelemahan dia lebih bersifat psikologis.

Sumber: