Pelaku Bullying di SMPN 2 Cimanggu Sudah 4 Kali Pindah Sekolah, Siswa Lain Ditangkap

Pelaku Bullying di SMPN 2 Cimanggu Sudah 4 Kali Pindah Sekolah, Siswa Lain Ditangkap

MK, Pelaku Bullying di SMPN 2 Cimanggu Sudah 4 Kali Pindah Sekolah-Ist-

RADAR JABAR - Kejadian bullying yang terjadi di salah satu siswa SMPN 2 Cimanggu saat ini menjadi perhatian publik. Banyak orang di Indonesia yang ingin mengetahui pelaku bullying terhadap sesama siswa di SMP Cilacap tersebut.

Sekarang, identitas pelaku bullying di SMPN 2 Cimanggu tersebut mulai terungkap. Berdasarkan laporan dari RadarSukabumi, pelaku bullying ini dikenal dengan inisial MK.

Sebelum terlibat dalam kasus bullying ini, ternyata pelaku tersebut sudah memiliki sejarah perilaku masalah sejak lama.

Dia telah berpindah-pindah sekolah sebanyak empat kali akibat perilakunya yang nakal. Selain itu, pelaku juga pernah dimasukkan ke sebuah pesantren di Tasikmalaya.

BACA JUGA:10 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Kena Bullying

Berdasarkan informasi yang tersedia, pelaku juga pernah melakukan pelarian dari pesantren tempat dia mendapatkan pendidikan.

Sebelumnya, kasus bullying yang melibatkan salah satu siswa SMP di Cilacap telah menciptakan kehebohan di seluruh Indonesia.

Hal ini tidak terlepas dari penyebaran dan viralnya video pelaku yang melakukan tindakan bullying terhadap temannya di media sosial.

Dalam video yang beredar tersebut, korban mengalami serangan fisik berupa pukulan, tendangan, dan bahkan bantingan dari pelaku bullying.

Menghadapi situasi ini, Kapolresta Cilacap, Kombes Pol Fannky Ani Sugiharto, segera mengambil tindakan untuk menangkap pelaku tersebut.

“Kemarin kita mendapatkan berita mengenai kejadian perundungan anak-anak SMPN 2 Cimanggu, kami bergerak untuk melakukan penyelidikan. Kemudian kami sudah melakukan pengamanan terhadap beberapa orang yang terlibat dalam video tersebut,” ungkapnya, dikutip dari akun Instagram @humaspolrestacilacap, Rabu (27/9/2023).

Menurutnya, dari lima remaja yang berhasil ditahan, tiga di antaranya dianggap sebagai saksi, sementara dua lainnya diduga sebagai pelaku dalam kasus tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lokasi kejadian, dugaan awal menyebutkan bahwa kasus bullying ini mungkin dipicu oleh masalah hubungan asmara.

Korban konon sering melakukan komunikasi melalui pesan dengan pasangan pelaku.

Sumber: