Perbedaan Lagu Halo-Halo Bandung dan Helo Kuala Lumpur, Sejarah dan Pencipta Asli
Keluarga Ismail Marzuki Buru Pelaku Penjiplak Lagu Halo-Halo Bandung-RJ-
Dari berbagai sumber yang dikutip, lagu ini mengisahkan perjalanan Ismail dan Eulis yang mengungsi ke Bandung untuk menghindari pendudukan Jepang dan Belanda di Jakarta.
Namun, nasib tidak berpihak pada keduanya. Tak lama setelah mereka menetap di Bandung, Inggris mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang Indonesia untuk meninggalkan Kota Bandung.
Inilah yang memicu peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api. Para pejuang Indonesia dengan sengaja membakar Kota Bandung sebagai bentuk perlawanan terhadap Inggris.
Ketika Ismail menyaksikan kobaran api yang melahap bangunan dan rumah-rumah, ia menggambarkannya dalam satu baris lirik lagunya yang berbunyi, "Sekarang telah menjadi lautan api. Mari bung, rebutlah kembali."
Setelah itu, Ismail dan istrinya memutuskan untuk kembali ke Kota Batavia. Namun, kenangan indah selama tinggal di Bandung selalu terpatri dalam ingatannya. Pengalaman tersebut mendorongnya untuk menciptakan sebuah lagu berbahasa Sunda yang berjudul "Hallo Bandung."
Selain itu, ia juga menciptakan beberapa lagu lain seperti "Bandung Selatan di Waktu Malam" dan "Saputangan dari Bandung Selatan."
Peristiwa Bandung Lautan Api memberi inspirasi kepada Ismail Marzuki dan para pejuang Indonesia pada saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dalam lirik lagu "Hallo Bandung" menjadi lebih patriotis dan membangkitkan semangat perjuangan.
Seiring berjalannya waktu, lagu "Halo-Halo Bandung" menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.
Pencipta Asli Lagu Halo-Halo Bandung Masih Diperdebatkan
Keaslian Ismail Marzuki sebagai pencipta lagu "Halo-Halo Bandung" pernah dipertanyakan, dan kontroversi ini telah ada selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Hary Suadi dalam bukunya "Djiwa Manis Indoeng Jilid 1," lagu "Halo-Halo Bandung" diklaim diciptakan oleh seseorang bernama Tobing, seperti yang diakui oleh Pak Kasur, seorang komponis lagu anak-anak terkenal.
Pendapat serupa juga pernah disampaikan oleh Sastrawan Remy Sylado dalam makalahnya, di mana ia menyebutkan bahwa penulis sebenarnya dari lagu "Halo-Halo Bandung" adalah Lumban Tobing.
Remy menjelaskan bahwa Tobing menggunakan judul "Halo-Halo Bandung" dari sebuah lagu yang diciptakan oleh Willy Derby, seorang penyanyi terkenal di Bandung pada tahun 1923.
Remy juga menjelaskan bahwa lagu ini menggambarkan keteguhan prajurit Siliwangi yang terdiri dari suku-suku di luar Jawa dalam perjuangan mereka untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Hingga saat ini, "Halo-Halo Bandung" tetap menjadi simbol kenangan dan emosi yang dirasakan oleh para pejuang kemerdekaan. Mereka merindukan saat-saat untuk kembali ke kota tercinta yang pernah menjadi saksi peristiwa bersejarah sebagai 'lautan api.'
Sumber: