Penyakit Panji Petualang Terungkap, Tidak Menular Namun Lebih Berbahaya
Penyakit Panji Petualang Terungkap-Tangkapan Layar Youtube-
RADAR JABAR - Nama Panji Petualang kembali mencuri perhatian masyarakat setelah penampakan dirinya yang semakin kurus menjadi viral di media sosial. Baru-baru ini terungkap bahwa Panji menderita Penyakit Diabetes Melitus, yang merupakan bawaan dari ayahnya.
Akibat penyakit itu berat badannya menyusut hingga tubuhnya tampak lebih kurus dari biasanya. Panji Petualang menegaskan bahwa meskipun penyakitnya tidak dapat menular, namun ia menganggapnya lebih berbahaya daripada digigit oleh ular king kobra.
Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap diabetes ini. Panji mengakui bahwa ia menderita penyakit yang sama dengan ayahnya karena kurang menjaga pola makan yang sehat.
Inilah yang menjadi pencetus munculnya diabetes dalam tubuhnya. Menurut sumber dari Kementerian Kesehatan, Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang memiliki beragam penyebab.
BACA JUGA:7 Cara Mencegah Diabetes di Usia Muda, Ayo Mulai Hidup Sehat!
Kondisi ini ditandai oleh tingginya kadar gula darah dan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, serta protein akibat kurangnya fungsi insulin dalam tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kekurangan fungsi insulin dapat timbul akibat gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans di pankreas atau kurangnya respons tubuh terhadap insulin.
Ini bisa terjadi tanpa menunjukkan gejala awal, sehingga masyarakat perlu lebih berhati-hati terhadap kondisi ini. Namun, secara umum, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai sebagai kemungkinan tanda diabetes.
Orang yang menderita diabetes, mirip dengan Panji Petualang, biasanya mengalami gejala seperti sering buang air kecil (poliuria), kerap merasa haus (polidipsia), dan keinginan untuk makan yang berlebihan atau sering lapar (polifagia).
BACA JUGA:6 Cara Ampuh Mencegah Penyakit Diabetes, Yuk Simak
Selain itu, gejala lain yang sering muncul meliputi penglihatan kabur, gangguan koordinasi gerakan, sensasi kesemutan di tangan atau kaki, rasa gatal yang mengganggu (pruritus), serta penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Pada Diabetes Tipe 1, gejala klasik yang sering dikeluhkan mencakup poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, rasa lelah yang berlebihan (fatigue), perubahan suasana hati, dan gatal-gatal pada kulit (pruritus).
Sementara pada Diabetes Tipe 2, gejala yang tampak umumnya tidak begitu jelas. Diabetes Tipe 2 sering kali muncul tanpa disadari, dan penanganannya sering dimulai beberapa tahun setelah penyakit mulai berkembang dan komplikasi telah timbul.
Orang dengan Diabetes Tipe 2 cenderung lebih rentan terhadap infeksi, kesulitan penyembuhan luka, penurunan kemampuan penglihatan, serta biasanya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, serta berbagai komplikasi pada pembuluh darah dan saraf.
Sumber: