Potensi Nyamuk Wolbachia sebagai Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat

Potensi Nyamuk Wolbachia sebagai Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat

Potensi Nyamuk Wolbachia sebagai Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat-Ilustrasi Nyamuk-(sumber gambar: Pixabay/Emphyrio)

RADAR JABAR - Demam Berdarah Dengue DBD merupakan salah satu penyakit yang menjangkit seluruh dunia dan masih terus diusahakan penekanan angka kasusnya.

 

Menurut World Health Organization (WHO), terjadi peningkatan kasus delapan (8) kali lipat selama dua dekade terakhir dengan Asia sebagai benua dengan angka kasus tertinggi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan total angka kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

 

Tercatat bahwa total kasus pada tahun 2021 adalah 73.518 kasus yang kemudian meningkat menjadi 131.265 kasus pada tahun 2022. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi iklim tropis di Indonesia yang cenderung lembab ketika memasuki musim hujan menjadi lingkungan yang efektif bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

 

Hal inilah yang menyebabkan angka kasus DBD cenderung meningkat di Indonesia ketika memasuki musim penghujan. DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B melalui arthropoda sebagai vektor penular. 

 

Vektor utama penular DBD adalah Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala klinis dari DBD adalah demam tinggi, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia), dan manifestasi hemoragik (petekie, hematoma, epistaksis, dan hematuria mikroskopis).

 

DBD dapat menular melalui nyamuk ke manusia, manusia ke nyamuk, dan ibu hamil ke bayinya. Terdapat berbagai faktor risiko yang meningkatkan potensi terjangkit DBD.

 

Pertama, kondisi lingkungan tempat tinggal meliputi kepadatan penduduk, pemilihan bahan-bahan dan konstruksi rumah yang disenangi nyamuk, dan keberadaan barang-barang lembab atau penyebab sumber genangan air.

 

Sumber: source : gracia rolas sinambela/tugas teknik pengendalian vektor (tpv)