Tembus Rp 36.170 Per Kilogram, Satgas Pangan Ungkap Penyebab Bawang Putih Naik
Harga bawang putih naik di pasaran. Dikutip dari Sistem Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, Kamis (25/05), bawang putih selam seminggu terakhir mengalami kenaikan hingga Rp 36.170 per kilogram (kg).--Tangkapan Layar istock.com
RADAR JABAR- Harga bawang putih naik di pasaran. Dikutip dari Sistem Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, Kamis (25/05), bawang putih selam seminggu terakhir mengalami kenaikan hingga Rp 36.170 per kilogram (kg).
Salah satu penyebab mahalnya harga bawang outih adalah suplai aku ketersediaan yang sangat sedikit sementara dari sisi permintaan terus meningkat.
“Secara hukum ekonomi harag itu pasti berkolerasi dnegan suplai, Ketika suplai itu kurang, maka harga cenderung akan meningkat. Begitupun sebaliknya,” ujar Analisi ketahanan pasangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada awak media di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Menurut Retno, 90-95 persen komoditas bawang putih berasal dari impor. Ketergantungan Indonesia terhadap impor bawang putih sangat tinggi lanatarna petani dalam negeri tidak bisa memproduksi dengan jumlah yang banyak.
Sementara itu, Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan, salah satu penyebab harga bawang puith naik berasal dari sisi transportasi. Biaya yang mahal transportasi bisa membuat pengusaha atau pedagang bawah harus merogoh kocek lebih tinggi untuk baiaya BBM.
“Kenapa BBM nya? BBM sudah tepat tapia da penyimpangan ada yang alri ke pengusaha tambang, ke perkebunan, sehingga di SPBU yang seharusnya untuk transporter karena langka dan harga naik otomatis cost transportasi naik dan ini mempengaruhi harga pokok penjualan (HPP), harga produksi meningkat,” ujarnya.
Bukan hanya transportasi dara, Helfi mengatakan transportasi laut juga terganggu lantaran adanya gangguan cuaca yang bisa menghambat distribusi bawang putih. Hal ini banyak dirasakan oleh pelaku usaha di wilayah Indonesia Timur.
“Produsen distribusi dari pusat kota ke Jayapura untuk distribusi ke daerah-daerah wilayahnya sangat sulit sehingga market naik 3 kali lipat sampai 4 kali lipat di sana. Ini jadi kendala juga dan dua faktor ini sangat berpengaruh pada harga,” kata Helfi.
Di sisi lain, Satgas Pangan juga menduka adanya praktek penimbunan bawang putih yang terjadi saat proses distribusi.
“Barang itu harusnya didistribusikan ke and user atau ke konsumen, ke distributor atau pedagang tapi malah ditimbun. Sehingga barang disatu tempat langka, karena langka barang naik,” jelasnya.
Maka dari itu, Helfi berharap seluruh pihak bekerjasama untuk menurunkan harga bawang putih, apalagi Indonesia mengimpor bawang putih dalan jumlah yang tak sedikit.
Sumber: