Eceng Gondok Dianggap Limbah Disulap Menjadi Berkah Oleh Sosok Inspiratif dari Bandung Barat
-Akmal/Jabar Ekspres-
RADARJABAR.ID - Gulma eceng gondok menutupi perairan Waduk Saguling yang berada di Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Pemandangan hijau itu menyulitkan para pemancing dan pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) di sekitaran waduk Saguling tersebut.
Kendati, eceng gondok dianggap menyulitkan oleh para pemancing dan pemilik KJA, tapi menjadi peluang bisnis usaha oleh Abdussalam, warga Kampung Cicalengka, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
“saya itu kan punya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang mempunyai program pemberdayaan masyarakat, di PKBM kan muridnya itu rata-rata sudah berumur dan berumah tangga kan ya, nah programnya itu kami membuat kerajinan dari eceng gondok, kebetulan kami ada di dekat perairan Waduk Saguling,” kata Abdussalam pada wartawan.
Program pemberdayaan masyarakat itu ia lakukan dari semenjak tahun 2012, dari eceng gondok itu diubah menjadi barang-barang unik bernilai rupiah. “eceng gondok itu kan limbah, gulma sama kita dimanfaatkan yang tadinya masalah menjadi berkah,” ucap Abdussalam.
Eceng gondok itu oleh Abdussalam dibuat menjadi furniture yang harga menempuh jutaan rupiah, topi, tas, dan bahkan wadah untuk tisu. “harganya beragam ada kursi meja satu set harga mencapai 1,5 - 3juta, macam-macam dari 35 ribu sampai 250 ribu,” terang Abdussalam.
Tidak hanya mendatangkan cuan, eceng gondok yang disulap menjadi kerajinan unik ini mendatang penghargaan mulai tingkat provinsi hingga dunia. “saya mendapatkan penghargaan dari gubernur, sewaktu Jabar Ahmad Heryawan, Prewira Award dari bidang Eceng Gondok dan pemberdayaan ini dapat penghargaan dari UNESCO tahun 2016,” tutur Abdussalam
Abdussalam mengatakan penghargaan dari UNESCO itu mendapatkan hadiah sebesar 750 itu diserahkan kepada PKBM-PKBM yang ada di wilayah Jawabarat.
“PKBM itukan di bawah naungan Kemendikbud, di Kemendikbud ada bidang pendidikan pemberdayaan masyarakat, dibawa oleh Kemendikbud ke diikutkan di Paris, dan mendapatkan penghargaan dari eceng gondok ini,” beber Abdussalam
Dari penghargaan-penghargaan itu Abdussalam lalu memberikan pelatihan pemberdayaan eceng gondok ini ke PKBM-PKBM dan pelbagai instansi serta mendapatkan banyak program dari Kemendikbud mulai dari pemagangan hingga dana-dana yang cukup besar berjag
Sayangnya, kata Abdussalam, dari setiap pelatihan dan pemagangan yang diadakan, banyak pontensi SDM yang kurang maksimal, bahkan pelatihan yang ada dan pemberian modal pada untuk para wirausaha di bidang Eceng Gondok untuk memulai namun hal tersebut tidak dimaksimalkan oleh para peserta.
“dari seribu orang yang sekarang aktif itu hanya, hanya dua tiga orang, ” tuturnya
“asumsi di masyarakat kita itu, ikut pelatihan hanya untuk ilmu pengetahuan, bukan untuk berwirausaha, padahal saya ada pesanan, bukan modal-modal saja, jadi apabila ada kesulitan itu mereka udahan,” lanjutnya
Ia juga menyayangkan dengan pola pemerintahan yang memberikan pelatihan hanya sekedar menghabiskan anggaran.
“hanya mengadakan pelatihan dan menghabiskan anggaran, dan tidak ada tindakan lanjutnya,” jelas Abdussalam.
Sumber: