Baiknya Pengelolaan Tata Ruang, Wisata Pangjugjugan Suguhkan Nuansa Alam Hingga Pohon Langka

Baiknya Pengelolaan Tata Ruang, Wisata Pangjugjugan Suguhkan Nuansa Alam Hingga Pohon Langka

Nuansa alam yang asri di area wisata Pangjugjugan, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.-(Foto: Yanuar Baswata/Jabar Ekspres)-

"Di sini untuk tanaman bambu saja itu bermacam-macam jenis, enggak hanya satu jenis bambu. Tanaman ubi Cilembu, buah hanjeli kemudian rosella dan banyak lagi ditanam di area Pangjugjugan," lanjut Anam yang tak lupa menghisap rokok filternya di sela pembicaraan.

Tak hanya tanaman yang sudah jarang tumbuh sebagai daya tarik dan edukasi, wisata alam Pangjugjugan diakui Anam, sengaja membudidaya tumbuhan langka itu dengan tujuan melestarikan aneka ragam flora.

Anam dengan senyuman ramahnya itu sempat membuat Jabar Ekspres terkagum. Pasalnya selain berbagai tanaman langka di tanah air tumbuh subur di area Pangjugjugan, ternyata luas lahan wisata alam itu lebih dari 40 hektare.

"Makanya yang mengurus tanaman saja ada 50 orang lebih, itu memberdayakan warga sini (Desa Cilembu)," ucap Anam sambil memandang jajaran pohon pinus.

"Pengunjung kalau sebelum Covid-19 bisa ratusan orang, bahkan momen-momen tertentu seperti tahun ajaran baru, itu bisa sampai ribuan pengunjung," tambahnya yang kembali menghisap rokok filter.

Menurutnya, wisata alam Pangjugjugan dapat menjadi pilihan ideal bagi setiap elemen wisatawan. Area luas, fasilitas seperti gazebo atau saung cukp banyak, mushola, toilet hingga berbagai pilihan hiburan mulai dari flying fox, kolam renang dan ratusan jenis tanaman bisa jadi tempat melepas penat.

Tak hanya cocok menjadi tempat wisata anak-anak, Pangjugjugan menurut Anam tergolong ideal jadi pilihan keluarga untuk piknik, anak muda menikmati nuansa alam hingga bagi para akademisi atau instansi  menggelar kegiatan, sebab terfasilitasi lahan luas dengan ruangan berukuran besar.

"Dulu ramai, di pinggir-pinggir ada keluarga piknik, maju ke pohon-pohon pinus anak muda kadang rombongan kegiatan, imbuh Anam sambil menggerakkan kedua tangan ke setiap arah, seakan mengajak Jabar Ekspres membayangkan suasana ramainya wisata Pangjugjugan.

[caption id="attachment_324222" align="alignnone" width="1600"] Pengelola Pangjugjugan, Gaosul Anam saat tunjukkan area lahan dan tambahan objek wisata alam. (Yanuar/Jabar Ekspres)[/caption]

"Kemudian deket ruang pelatihan anak-anak dikasih edukasi soal tumbuhan dan berkebun. Pokoknya ramai, beda kalau sekarang pas ada Covid-19 kunjungan sepi," lanjutnya sambil tertawa tipis.

Meski sekarang tak seperti dulu yang hampir setiap hari dikunjungi banyak wisatawan lokal dan luar daerah, diakui Anam, untuk saat ini Pangjugjugan masih tetap bertahan walaupun pengunjung dapat dihitung jari.

"Harapan saya supaya pihak Pemda (Sumedang) bisa lebih perhatian bagi wisata-wisata. Soalnya kita swasta bukan meminta dikasih bantuan dan sebagainya," papar Anam sambil mematikan bara rokok filternya.

"Dukungan promosi dari pemerintah itu cukup berperan untuk wisata. Baik publikasi, adakan program yang berkaitan dengan wisata, atau kegiatan dan sambut tamu pejabat luar daerah di tempat wisata," tambahnya sambil mengeluarkan satu batang rokok filter dalam bungkus yang Anam biarkan di atas meja.

Dia mengaku, jangankan dukungan Pemda Sumedang terhadap sektor pariwisata, perhatian pun tergolong minim. Pasalnya dikatakan Anam, papan petunjuk jalan untuk mempermudah wisatawan sampai sekarang belum pernah ada.

Minimnya perhatian Pemda Sumedang terhadap pariwisata yang dikatakan Anam, selaras dengan pantauan Jabar Ekspres menuju lokasi wisata alam Pangjugjugan.

Sumber: Jabar Ekspres