Mitos Angker Pohon Beringin Jadi Sarang Mahluk Halus, Benarkah?
Ilustrasi pohon beringin yang dinilai angker karena dihuni oleh mahluk halus.--
Pohon Beringin yang memiliki nama latin Ficus benjamina, nyaris ada disetiap kota besar di Tanah air. Lokasinya juga selalu berada di tengah kota tempat Masyarakat berkumpul. Meski begitu, banyak yang merasa takut bila mendekati pohon besar ini, karena mitos angker sebagai sarang mahluk halus selalu melekat pada pohon ini.
Berkembangnya mitos tersebut, karena masyartakat percaya akan keberadaan mahluk tak kasat mata tersebut. Bahkan tak jarang masih ada yang sengaja memberikan sesajen dan aneka ritual dilakukan di sekitar pohon.
Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa apabila pohon ini ditebang, maka penghuni atau setan yang bertempat tinggal dalam pohon tersebut akan marah.
Pohon beringin sendiri memiliki permukaan batang pohon yang kasar dan beralur-alur, juga akar gantungnya yang menjulur dari cabang-cabangnya ke tanah, semakin menambah kesan seram pohon ini di mata masyarakat.
Berkembang pula cerita mistis, apabila ada yang berani berbuat jahat atau melakukan perbuatan kotor disekitar pohon beringin, seperti buang air atau berbuat mesum. Maka sepulang dari lokasi tersebut akan menderita sakit.
Bahkan ada juga mitos yang mengatakan siapapun tak boleh membawa pulang daun, biji atau ranting dari pohon beringin, bila tidak, maka mahluk penunggu pohon akan mengikutinya hingga kerumah.
Mitos-mitos tersebut seakan tak pernah hilang meski di era modern seperti sekarang. Masyarakat yang meyakininya masih terus mewariskankan kisah-kisah mistis tersebut kepada anak cucunya.
Lalu bagaimana sebenarnya awal cerita tentang pohon beringin yang angker tersebut berasal.
Pohon beringin merupakan spesies dari keluarga Ficus yang perakarannya mampu menyimpan air, karena itu sering digunakan sebagai tanaman konservasi air.
Di sekitar pohon ini kerap kali ditemukan mata air. Hal ini dikarenakan, seperti akar-akar pepohonan dari keluarga Ficus, akar-akar beringin memiliki kemampuan menyimpan air lebih banyak dari akar jenis-jenis pohon lain.
Dengan kemampuannya menyimpan air tersebut, maka lama-kelamaan akan muncul mata air-mata air di sekitar pohon.
Hal ini yang membuat area sekitar pohon menjadi sejuk karena melimpahnya oksigen. Bukan karena dihuni oleh mahluk halus.
Sedangkan filosofi atau makna pohon beringin bagi masyarakat Jawa khususnya masyarakat Yogyakarta adalah melambangkan pengayoman, keadilan dan sifat abadi.
Selain itu, juga melambangkan “manunggaling kawula Gusti” atau “bersatunya manusia dengan Tuhannya” atau “bersatunya rakyat dengan pemimpinnya”.
Akar gantung beringin yang menjuntai dari atas ke bawah (tanah) melambangkan bahwa manusia harus selalu mengingat asal usulnya darimana dia berasal.
Sumber: