SMA Bina Muda Siap Terapkan Profil Belajar Pancasila dengan Sistem PBL

SMA Bina Muda Siap Terapkan Profil Belajar Pancasila dengan Sistem PBL

Para siswa SMA Bina Muda saat bubaran.-Yanuar/Jabar Ekspres-

CICALENGKA - SMA Bina Muda pada tahun ajaran baru 2022 siap bentuk karakter siswa dengan sistem  Project Based Learning (PBL). 

PBL merupakan pengaplikasian bentuk diterapkannya kurikulum merdeka dengan opsi mandiri belajar. Diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berinovasi dengan kurikulum merdeka yang harus diterapkan oleh setiap sekolah. 

Akan tetapi dalam penerapannya, belum semua sekolah bisa mengaplikasikan secara keseluruhan kurikulum merdeka. Hal itu disebabkan karena perubahan acuan yang semula kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka bisa dilakukan oleh sekolah yang sudah termasuk dalam kategori sekolah penggerak. 

Bagi yang belum termasuk kategori sekolah penggerak, pemerintah memberikan 3 opsi dalam menerapkan kurikulum merdeka bagi sekolah. 

Adapun 3 opsi yang diberikan pemerintah dalam menerapkan kurikulum merdeka adalah mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi. 

Kepala SMA Bina Muda, Dedeng Rohim menyampaikan, untuk kurikulum merdeka akan menerapkan opsi mandiri belajar. 

"Kita tidak termasuk sekolah penggerak, tapi tetap kita menerapkan prinsip-prinsip yang ada di kurikulum merdeka," kata Dedeng kepada Jabar Ekspres saat ditemui di SMA Bina Muda, Jumat (24/6). 

Dia menerangkan, salah satu yang ditonjolkan dalam prinsip yang ada pada kurikulum merdeka adalah profil belajar Pancasila. 

"Penerapannya masih (mengacu) kurikulum 2013. Namun di sini ada yang ditonjolkan yaitu profil belajar Pancasila dengan (sistem) PBL," ujarnya. 

Dijelaskan Dedeng, profil belajar Pancasila yang dimaksud itu adalah kegiatan para siswa dalam penerapan kurikulum merdeka berkaitan dengan nilai-nilai Kepancasilaan. 

"Jadi wajib nantinya ada dalam 1 semester itu minimal membuat satu projek dengan cara berkelompok dan bukan per mata pelajaran, tapi gabungan dari beberapa mata pelajaran," ucap Dedeng. 

"Jadi ada (nilai-nilai) kebinekaan, mandiri, gotong-royong. Itu sebagai (penonjolan prinsip) profil belajar Pancasila," tambahnya. 

Dedeng menegaskan, dengan menerapkan kurikulum merdeka yang nantinya pada 2024 wajib jadi acuan setiap sekolah, dapat mendongkrak kemajuan pendidikan Indonesia. 

"Semoga dengan ini juga bisa menghasilkan siswa-siswa mandiri, memiliki kemampuan lebih dan lebih percaya diri," imbuhnya. 

Sumber: