Rinciannya, lanjut Asep, Rp24,8 miliar dialokasikan untuk infrastruktur dan sanitasi, Rp7,5 miliar untuk pendidikan, Rp9,7 miliar untuk kesehatan, Rp3 miliar untuk penyediaan cadangan pangan, dan Rp4,6 miliar untuk pengendalian inflasi.
“Sementara Rp10,1 miliar sisanya digunakan untuk mendukung program peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti penciptaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi,” urainya.
Ia menjelaskan, anggaran penambahan ini merupakan pelengkap dari alokasi awal dalam APBD 2025.
Sebagai contoh, anggaran pendidikan yang semula sebesar Rp1,5 triliun, kini ditambah Rp7,5 miliar.
BACA JUGA:Pemkab Bandung Genjot Pembentukan Koperasi Merah Putih, Perputaran Dana Capai Rp 4,58 Triliun
Begitu pula dengan infrastruktur yang semula Rp2,17 triliun, kini bertambah Rp24,8 miliar.
Adapun sumber rasionalisasi berasal dari pemangkasan sejumlah pos belanja nonprioritas, antara lain perjalanan dinas, sosialisasi, bimbingan teknis, pencetakan, dan honorarium.
“Misalnya, anggaran perjalanan dinas kini menjadi Rp36,93 miliar dari sebelumnya Rp73,86 miliar, berkurang setengahnya,” beber Asep.