3 Hal Penyebab Cari Kerja di Indonesia Makin Susah

Sabtu 28-09-2024,08:30 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Berbicara tentang sulitnya mencari pekerjaan, hal ini tentunya melahirkan banyak pengangguran. Jika kita melihat data dari BPS, tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2019 mencapai sekitar 6,8 juta orang.

Pada masa pandemi tahun 2020, jumlah pengangguran melonjak menjadi 9,7 juta orang, dan pada tahun 2023 angka ini turun menjadi 7,8 juta orang. Meskipun demikian, jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi.

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2023 hanya tersedia sekitar 2,7 juta lapangan pekerjaan. Jika menggunakan teori ekonomi, seharusnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran kerja.

Namun, dari data tersebut terlihat bahwa ada sekitar 8 juta pengangguran yang harus bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Persaingan semakin sengit ketika kualifikasi menjadi faktor yang sangat penting.

BACA JUGA:10 Pekerjaan Dengan Gaji Tertinggi di Indonesia Tahun 2024

BACA JUGA:10 Pertimbangan yang Harus Dipikirkan Jika Ingin Resign dari Pekerjaan

Banyak perusahaan yang memprioritaskan lulusan dari universitas tertentu, pengalaman kerja, keterampilan, serta batas usia pelamar. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menetapkan batas usia maksimal pelamar 25 tahun, yang tentu menyulitkan mereka yang berusia di atas itu untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, bonus demografi yang menghasilkan tenaga kerja baru setiap tahunnya semakin memperketat persaingan di pasar kerja. Dampak pandemi juga masih terasa, di mana banyak perusahaan yang tutup atau melakukan PHK massal.

Bonus demografi ini menghasilkan jutaan lulusan baru setiap tahunnya, sementara lulusan sebelumnya masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, mereka harus bersaing satu sama lain untuk memperebutkan pekerjaan yang tersedia.

2. Berkembangnya Teknologi AI

Dengan perkembangan zaman dan majunya teknologi, dunia kerja terus bertransformasi. Namun, sayangnya sistem pendidikan kita masih mengajarkan ilmu-ilmu yang tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman.

Kemajuan teknologi seperti AI, blockchain, Web3, dan cryptocurrency kini mendominasi kehidupan kita, tetapi hal-hal tersebut jarang dibahas di sekolah atau perkuliahan. Sistem pendidikan seharusnya mampu membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di era modern, tetapi banyak lulusan yang tidak memiliki keterampilan relevan untuk dunia kerja saat ini.

Akibatnya, para lulusan harus bekerja ekstra di luar pendidikan formal untuk dapat bersaing. Materi yang diajarkan di kampus cenderung masih bersifat dasar dan seringkali tidak lagi relevan dengan kebutuhan masa kini.

BACA JUGA:5 Alasan Orang Susah Resign dari Pekerjaan Mereka

BACA JUGA:7 Skill Paling Berharga untuk Dapat Pekerjaan Terbaik Bergaji Tinggi

Oleh karena itu, jika kita hanya mengandalkan ilmu dari sekolah atau kuliah, kemungkinan besar kita akan ditolak ketika melamar pekerjaan, terutama di bidang teknis seperti IT.

Inilah sebabnya banyak lulusan yang harus mengikuti bootcamp untuk mendapatkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Namun, tetap saja tidak ada jaminan bahwa mereka akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari bootcamp.

3. Tenaga Kerja Masih Bergantung Pada Pendidikan Formal

Kategori :