RADAR JABAR - Negeri Sodom adalah satu negeri dengan tanah yang subur dan perekonomian yang makmur. Di negeri ini pula, homoseksual pertama kali dipraktikkan di bumi. Tentu saja, hal ini tidak disukai oleh Allah SWT sehingga diutuslah seorang nabi untuk memberi peringatan kepada mereka, yaitu Nabi Luth bin Haran.
Nabi Luth AS merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim. Sebagaimana Nabi Ibrahim, Nabi Luth awalnya hidup di Irak dan beliau adalah orang yang membenarkan serta mengikuti dakwah Nabi Ibrahim.
Kemudian, pada suatu hari, Nabi Ibrahim hijrah ke Syam dan Nabi Luth ikut dalam rombongan tersebut. Ketika itu, Nabi Luth diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah di negeri Sodom. Menjadi seorang nabi tentu tidak mudah, terutama di negeri Sodom.
Nabi Luth banyak mengalami penolakan dari kaumnya. Beliau berusaha meluruskan fitrah manusia di sana, namun penolakan, penghinaan, bahkan pengucilan terjadi secara bertubi-tubi kepada sang nabi. Hingga akhirnya, Allah mengazab kaum ini dengan sebuah musibah besar yang mengakibatkan tewasnya seluruh penduduk negeri Sodom, termasuk istri Nabi Luth.
Ribuan tahun setelahnya, para peneliti modern telah melakukan penelusuran berdasarkan kisah yang tertulis dalam kitab suci tentang hancurnya satu negeri karena sebuah musibah. Para peneliti banyak menemukan fakta-fakta menakjubkan.
Penelitian Lokasi Azab Kaum Nabi Luth
Dalam pertemuan tahunan American School of Oriental Research pada tanggal 15 November 2018, tim arkeolog mengatakan bahwa 3.700 tahun yang lalu ada ledakan meteor di atas langit Laut Mati. Peristiwa inilah yang menjadi penyebab hancurnya kaum Sodom.
BACA JUGA:Selain dalam Injil dan Taurat, Kedatangan Nabi Muhammad Tertulis di Kitab Suci Hindu Weda
Ledakan meteor tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang di sana. Diketahui setelah para ilmuwan melakukan penggalian selama 13 tahun di situs purbakala Tall el-Hammam yang kini masuk dalam wilayah Yordania.
Tall el-Hammam adalah sebuah kota dari zaman Perunggu, terjadi sekitar tahun 3300 sebelum Masehi. Sejumlah ilmuwan yakin bahwa Tall el-Hammam adalah kota Sodom yang disebut dalam kitab-kitab Suci.
Meskipun ada sebagian ilmuwan yang tidak sependapat dengan hal ini, menurut para ilmuwan yang meyakinkan teori ini, Tall el-Hammam terletak di Middle Ghor, sebuah wilayah yang diyakini telah dihuni manusia selama 2.500 tahun.
Kota ini dikelilingi oleh tembok setebal 30 meter, tinggi 15 meter, dan membentang sepanjang 2,5 kilometer. Namun, tembok yang kokoh itu hancur berantakan ketika meteor meledak di langit, menyebabkan gelombang ledakan yang meluluh-lantakan kawasan tersebut.
Para ilmuwan menyatakan bahwa ledakan meteor di atas area itu telah memicu gelombang panas yang ekstrem, menghancurkan tidak hanya Tall el-Hammam tetapi juga area seluas 500 km² di sekitarnya. Setelah bencana itu, area tersebut ditinggalkan selama 700 tahun.
Bagaimana para peneliti mengetahui tentang ledakan meteor tersebut? Philip Silvia dan Stephen Collins, dua arkeolog dari Trinity Southwest University di Amerika, menyatakan bahwa bukti pertama yang menunjukkan ledakan meteor adalah kehancuran dan kerusakan pada dinding kota yang mengikuti pola arah tertentu. Puing-puing dan pola kerusakan dinding kota menunjukkan arah sapuan gelombang yang diakibatkan oleh ledakan meteor tersebut.
Sebelumnya, para arkeolog menduga kehancuran kota Tall el-Hammam disebabkan oleh gempa bumi, namun gempa bumi tidak menyebabkan kerusakan dengan pola arah tertentu seperti yang terlihat di sini.
Selain itu, tidak ditemukan reruntuhan batu-bata dalam skala besar yang biasanya ditemukan di pemukiman yang hancur akibat gempa bumi. Para arkeolog juga menemukan pecahan tembikar yang salah satu sisinya meleleh dan berubah menjadi kaca, indikasi bahwa tembikar tersebut terpapar panas yang sangat tinggi.