“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari akan terbit maka kami jungkir balikan (negeri) itu dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras” Alquran Surah alhijr ayat ke-73-74.
“Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka) kecuali keluarga Luth. Mereka kami selamatkan sebelum fajar menyingsing” al-qur'an surat al-qamar ke-34.
Graham Harris, seorang geolog asal Inggris, bersama timnya, menemukan fakta menarik tentang musibah yang menimpa negeri Sodom. Mereka menemukan bahwa kota Sodom terletak di pesisir Laut Mati dan penduduknya berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut.
Daerah pemukiman warga Sodom terletak di dataran yang sangat subur namun sering diguncang oleh gempa bumi, menunjukkan bahwa kota Sodom berada di zona gempa.
BACA JUGA:Penjelasan Adanya Gen Gay Sejak Lahir dalam Islam, LGBT Tetap Boleh Dinormalisasi?
Selama penggalian di wilayah tersebut, Harris dan timnya menemukan banyak lapisan lahar dan batu basal, bukti bahwa kota Sodom pernah dihancurkan oleh letusan gunung berapi yang sangat dahsyat, yang terjadi di pesisir Laut Mati.
Di sisi lain, peneliti lain dari Jerman, Werner Keller, mengungkapkan bahwa kota Sodom dulunya terletak di wilayah yang kini disebut Lembah Siddim.
Menurut Keller, gempa bumi maha dahsyat yang mengguncang kota Sodom diperkirakan terjadi di tepi Gunung Taurus, lalu merambat ke Pantai Selatan Laut Mati, melintasi gurun Arabia, hingga ke Teluk Akaba, dan bahkan menyeberang Laut Merah hingga mengguncang Afrika.
Keller beranggapan bahwa kota Sodom tenggelam ke dalam jurang yang sangat dalam akibat dari guncangan gempa yang sangat kuat. Dia juga memperkirakan bahwa gempa tersebut disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam, bahkan munculnya lautan api yang dahsyat.
Kisah Azab Istri Nabi Luth
Dalam peristiwa bencana alam besar yang merenggut nyawa seluruh penduduk kota kecuali Nabi Luth dan para pengikutnya yang telah meninggalkan kota Sodom sebelum azab turun, istri Nabi Luth, yang bernama Waliyah, merupakan salah satu korban yang tewas dalam musibah tersebut.
Dia ikut tewas bersama orang-orang pelaku LGBT di kota Sodom, meskipun dia sendiri bukanlah pelaku LGBT. Menurut Ibnu Abbas, Waliyah tidak termasuk pelaku LGBT atau memiliki perilaku menyimpang, tetapi dia adalah sosok istri yang durhaka kepada suaminya.
BACA JUGA:4 Nabi yang Masih Hidup Hingga Saat Ini, Bahkan Jadi Masyarakat Biasa
Singkatnya, saat ada dua pria tampan yang datang ke rumah Nabi Luth, Nabi Luth meminta kepada istrinya untuk merahasiakan kedatangan mereka. Namun, Waliyah tidak dapat memegang amanah tersebut dan malah memberitahu penduduk kota tentang tamu-tamu tersebut dengan iming-iming akan diberikan emas dan perak. Waliyah tergoda oleh hasutan dan harta tersebut, sehingga penduduk kota berbondong-bondong datang ke rumah Nabi Luth.
Nabi Luth menjadi bingung dengan perilaku kaumnya yang menyimpang ini. Dia kemudian menyarankan agar mereka menikahi anak perempuannya, namun usulan ini ditolak karena mereka menginginkan laki-laki bukan wanita. Mereka ingin mendapatkan dua pria tamu Nabi Luth tersebut.
Nabi Luth menyadari bahwa semua ini terjadi karena istrinya yang membocorkan rahasia yang seharusnya disimpan, sehingga dia menjadi bagian dari korban yang tewas dalam peristiwa azab di negeri Sodom.