Perancang Rumah Sakit Indonesia, Edy Wahyudi, dengan tegas membantah tuduhan Israel yang menyatakan bahwa RS Indonesia berfungsi sebagai markas Hamas untuk melancarkan serangan ke Tel Aviv.
Dalam sebuah keterangan video yang dirilis oleh Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) selaku pengelola RS Indonesia, Edy menegaskan bahwa pernyataan dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, tidak benar ketika mengatakan bahwa RS Indonesia memiliki tiga lokasi di Jalur Gaza.
Edy menjelaskan bahwa RS Indonesia hanya berada di satu lokasi, yaitu di bangunan seluas 1,6 hektar yang berfungsi sebagai pusat perawatan pasien. Ia menegaskan bahwa dua lokasi yang disebutkan oleh Hagari bukan bagian dari Rumah Sakit Indonesia.
"Berdasarkan peta yang ditunjukkan juru bicara IDF Daniel Hagari yang menyatakan bahwa RS Indonesia berada di tiga lokasi, yang benar adalah RS Indonesia hanya berada di satu lokasi saja. Jadi ini [dua yang lain] bukan lokasi RS Indonesia di Gaza, Palestina," kata Edy.
Edy juga membantah tuduhan Hagari soal RS Indonesia dibangun pada 2010. Dia menegaskan tender proses pembuatan struktur RSI bahkan baru dimulai pada 2 Februari 2011.
"Ini ditunjukkan dengan adanya surat tender. Ini adalah iklan tender di koran lokal Palestina. Pemasangan iklan pemenang tender pembangunan tahap 1 untuk RS Indonesia di lokak koran Palestina pada tanggal 2 Februari 2011. Dan pembangunan tahap struktur RS Indonesia sendiri baru dimulai pada bulan Mei 2011," ucap Edy.
BACA JUGA:Israel Jatuhkan Serangan ke Rumah Sakit Al Quds di Gaza, Banyak Pasien Jadi Sesak Napas
Pada kesempatan tersebut, Edy juga membicarakan mengenai pernyataan Hagari mengenai lengkungan yang dianggap sebagai lokasi Hamas yang membangun terowongan ratusan kilometer di bawah rumah sakit dan masjid.
Edy menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menemui hal yang mencurigakan ketika pertama kali membangun Rumah Sakit Indonesia.
Ia kembali menegaskan bahwa foto lengkungan yang ditunjukkan oleh Hagari kepada publik tidak terkait dengan lokasi Rumah Sakit Indonesia.
"Lahan di bagian ini bukanlah lokasi RS Indonesia dan berarti lengkungan yang ditunjukkan oleh IDF bukan dari pembangunan RS Indonesia," tuturnya.
Selanjutnya, Edy juga menyoroti tuduhan Hagari mengenai situs peluncuran roket Hamas yang diklaim berjarak 75 meter dari Rumah Sakit Indonesia.
Edy menjelaskan bahwa lokasi yang disebut sebagai tempat peluncuran roket tersebut bahkan telah menjadi sasaran bombardemen oleh pasukan Negeri Zionis selama agresi selama 52 hari pada tahun 2014.
BACA JUGA:Sistem Iron Dome Israel Gagal Mengenai Target, Malah Berbalik Jatuh ke Rumah Sakit Tel Aviv
"Lokasi yang dikatakan IDF ini sudah dibombardir oleh IDF pada tahun 2014 dalam agresi 52 hari. Saat itu kami berada di Gaza sedang melakukan pembangunan RS Indonesia di sana," ucapnya.
Edy memberikan bantahan ini sebagai respons terhadap pernyataan Hagari yang menyebutkan bahwa RS Indonesia berfungsi sebagai markas dan perisai bagi Hamas dalam menjalankan operasinya di Gaza.