Mengenal Sosok Pandu Jaya: Sang Pangeran Jablay dan Merpati Keyakinannya
Sukma Pandu Permana—akrab disapa Bang Pandu Jaya, Sang "Pangeran Jablay"--
“Waktu itu saya juara di Tasik. Beliau bilang, ‘Abang layak, biar abang yang nerusin nama jablay ini.’ Dari situ nama itu melekat,” ceritanya.
Kini, di kandang megahnya, Pandu memelihara lebih dari seratus pasang burung, dengan belasan pelayar juara. Sebagian besar hasil ternak sendiri. Ia memperlakukan setiap burung seperti atlet: dijemur, diberi vitamin, diatur pola makan. “Burung juara itu pasti burung sehat. Sama seperti atlet, harus dirawat dan dilatih,” tegasnya.
Lebih dari sekadar hobi, bagi Pandu merpati adalah filosofi hidup. Ia menanamkan prinsip “bintang lima” pada setiap karyanya—simbol dari kerja keras, dedikasi, dan keyakinan untuk terus terbang tinggi tanpa sombong. “Bintang lima itu bukan sombong, tapi cita-cita agar karier dan nama terus naik dengan cara yang baik,” ujarnya.
Di balik kesuksesannya, Pandu selalu menyebut peran keluarga. Istrinya menjadi penopang utama, sekaligus pengelola hasil ternak. Setiap piakan yang laku, setiap amplop kemenangan, selalu ia serahkan dengan jujur. “Kuncinya keterbukaan. Rezeki itu ngalir kalau kita jujur,” katanya.
Kini, nama Pandu Jaya telah melambung di kalangan pecinta merpati nasional. Ia tak hanya dikenal karena prestasinya, tapi juga karena sikapnya yang rendah hati dan mau berbagi ilmu.
“Saya ini cuma meneruskan. Suatu saat akan ada generasi berikutnya. Siapa pun nanti, yang penting jangan lupa asal. Semua juara besar berawal dari peternak kecil,” tutupnya.(win)
Sumber: pandu jaya