Kemendiktisaintek Bekerja Sama dengan Unjani Tingkatkan Pemahaman Penulisan Jurnal Ilmiah

Ketua Tim Jurnal Ilmiah Kemendiktisaintek, Rizky Prastya, menjelaskan tujuan utama dari workshop Pendampingan dan Peningkatan Jurnal Ilmiah Terakreditasi 2025.--
RADAR JABAR – Kurangnya pemahaman penulisan artikel ilmiah masih terjadi pada para dosen. Hal itu pun menjadi catatan khusus Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) pada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Untuk meningkatkan penulisan artikel para dosen, Kemendiktisaintek bekerja sama dengan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menggelar Workshop Pendampingan dan Peningkatan Jurnal Ilmiah Terakreditasi 2025.
Kegiatan yang diselenggarakan mulai 11-13 Agustus 2025 di Aula FISIP Unjani itu diikuti oleh peserta terdiri dari dosen penulis artikel ilmiah, kepala editor, serta pengelola jurnal. Untuk pendampingan jurnal ada sebanyak 55 dari 31 perguruan tinggi dan untuk artikel ilmiah sekitar 60 peserta dari 41 perguruan tinggi se-Jawa Barat.
Ketua Tim Jurnal Ilmiah Kemdiktisaintek, Rizky Prastya mengungkapkan, status jurnal yang belum terakreditasi kerap menjadi ganjalan bagi para dosen untuk meningkatkan jenjang karirnya. Oleh sebab itu, pihaknya menggelar workshop tata kelola jurnal ilmiah dan workshop penulisan artikel Ilmiah untuk mendorong peningkatan kualitas dan akreditasi jurnal ilmiah di Indonesia.
”Tujuan kegiatan ini untuk menyinergikan antara kualitas karya ilmiah dengan kredibilitas jurnal tempat artikel tersebut diterbitkan. Sehingga, tidak ada lagi karya ilmiah terbaik yang terbit di jurnal-jurnal tidak baik,” terangnya, disela-sela kegiatan, Selasa (12/8/2025).
BACA JUGA:Respons Bupati Bogor Soal Defisit Anggaran Rp 529 Miliar
BACA JUGA:Pengembangan Spam Wilayah Timur Kabupaten Bandung
Dia mengaku kerap melihat karya ilmiah yang sangat bagus, namun terbit di jurnal yang tidak bereputasi. Sehingga, pihaknya pun ingin mengakhiri praktik-praktik seperti itu dan memastikan artikel terbaik bisa terbit di jurnal terbaik pula.
”Secara tidak langsung, nantinya artikel yang terbit pada jurnal ilmiah di Indonesia ini akan membawa nama harum Indonesia di kancah internasional,” katanya.
Menurutnya, jurnal yang telah terakreditasi bukan hanya memiliki reputasi yang baik, tetapi juga menjadi syarat penting dalam proses kenaikan jabatan akademik bagi dosen.
”Keberadaan jurnal terakreditasi sangat penting, baik sebagai acuan akademik maupun sebagai alat ukur kapabilitas ilmiah institusi,” ujarnya.
Rizky menuturkan, untuk memperoleh jurnal ilmiah dengan status terakreditasi bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, ada beberapa indikator penilaian, mulai dari visi jurnal, kualitas manajemen editorial, hingga visibilitas artikel yang diterbitkan.
”Artikel-artikel ilmiah yang sesuai dengan bidang keilmuan akan memberikan kontribusi besar, bahkan dalam sektor industri dan kebijakan public,” tuturnya.
”Contohnya di bidang kesehatan, jurnal-jurnal ilmiah bisa menjadi rujukan langsung dalam praktik medis di rumah sakit,” imbuhnya.
Rizky mencontohkan, di dunia kesehatan artikel-artikel yang terkait dengan kesehatan bakal digunakan di rumah sakit. Seperti halnya saat terjadi wabah Covid-19 maka obat yang untuk menyembuhkan penyakit Covid itu ada pada artikel sebelumnya.
Sumber: