Kampus Turun ke Desa: KKN Tematik 2025 BKU Hadirkan Aksi Nyata untuk Perubahan

Kampus Turun ke Desa: KKN Tematik 2025 BKU Hadirkan Aksi Nyata untuk Perubahan

Universitas Bhakti Kencana-Universitas Bhakti Kencana-

RADAR JABAR - Universitas Bhakti Kencana (BKU) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 2025 yang resmi dimulai pada Senin (11/8/2025). Mengangkat tema “Kampus Berdampak: Membangun Desa Sehat, Kreatif, dan Produktif”, program ini melibatkan 727 mahasiswa dari kampus pusat dan cabang, meliputi wilayah Bandung, Garut, Tasikmalaya, Kendal, hingga Lombok.

Pembukaan berlangsung khidmat dengan dihadiri jajaran pimpinan BKU, dosen pembimbing, serta perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat.

Rektor BKU, Entris Sutrisno, menegaskan bahwa KKN bukan sekadar program akademik, melainkan sarana untuk menciptakan dampak sosial nyata. “BKU ingin hadir langsung di tengah masyarakat desa, membawa kontribusi nyata melalui pendekatan lintas bidang, tidak hanya di kesehatan, tetapi juga pendidikan, keagamaan, dan ekonomi,” ujarnya.

Pendekatan Kolaboratif dan Kontekstual

Dalam penentuan lokasi KKN, BKU menerapkan pendekatan dua arah: mahasiswa dapat mengusulkan lokasi desa asal mereka, sementara kampus juga bekerja sama dengan DPMD Jabar untuk memetakan desa prioritas pembangunan.

Lokasi KKN tersebar di berbagai daerah, mulai dari Garut, Subang, dan Kabupaten Bandung hingga luar provinsi seperti Serang, Kendal, dan Lombok, seiring dengan keberadaan cabang dan PSDKU BKU di wilayah tersebut.

Program Lintas Ilmu dan Berbasis Masalah

Program kerja yang dijalankan bersifat kontekstual, berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan masyarakat desa dan disesuaikan dengan kompetensi mahasiswa. Beberapa fokus utama antara lain edukasi kesehatan, penguatan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga pengelolaan lingkungan.

“Misalnya dalam bidang kesehatan, mahasiswa mengedukasi warga tentang pentingnya gaya hidup sehat sebagai upaya pencegahan penyakit,” jelas Entris.

Mahasiswa dari berbagai fakultas—Farmasi, Keperawatan, Ilmu Kesehatan, hingga Ilmu Sosial—dikerahkan dalam tim lintas keilmuan agar solusi yang ditawarkan lebih komprehensif.

Sinergi dengan Pemerintah dan Dosen

Kepala DPMD Jabar, Mochamad Ade Afriandi, menyambut baik program ini yang dinilai sejalan dengan visi Pemprov Jabar, terutama dalam pengembangan desa. Ia menyebut mahasiswa sebagai agen perubahan yang mampu menjadi influencer positif di masyarakat.

“Contoh sederhana seperti edukasi memilah sampah rumah tangga bisa jadi gerakan besar kalau disinergikan dengan kampus,” ujarnya.

Pelaksanaan KKN juga beriringan dengan kegiatan pengabdian masyarakat dari para dosen, membuka peluang kolaborasi lintas generasi akademik.

Ketua Pelaksana KKN 2025, M. Ramadhan Saputro, menjelaskan bahwa program berlangsung selama 30 hari, dengan sembilan desa di Garut dan Kabupaten Bandung menjadi lokasi utama. Pengiriman mahasiswa dilakukan bertahap mulai 9 hingga 11 Agustus 2025, menggunakan transportasi yang disiapkan kampus.

Suara Mahasiswa: Belajar Langsung di Tengah Masyarakat

Pilgi Herdian, mahasiswa S1 Keperawatan yang ditugaskan di Desa Cikawao, menyebut KKN sebagai pengalaman berharga. “Kami bisa langsung menerapkan ilmu di lapangan, sekaligus belajar beradaptasi dengan masyarakat desa.”

Zamul Marwaidah, mahasiswa S1 Farmasi yang bertugas di Desa Mekarwangi, menambahkan, “Kami mengedukasi penggunaan obat yang benar, dan ternyata respons masyarakat sangat baik. Ini memotivasi kami untuk terus berkontribusi.”

Lebih dari Sekadar Program Akademik

Menutup pernyataannya, Rektor Entris menegaskan bahwa KKN bukan hanya tentang kehadiran mahasiswa di desa, tetapi juga pembentukan karakter dan kesiapan menghadapi tantangan dunia nyata.

 

“Bahkan sebelum lulus dan bekerja di layanan kesehatan, mahasiswa BKU sudah bisa memberi dampak langsung pada masyarakat. Inilah awal dari perjalanan mereka sebagai insan yang peduli dan tangguh,” tutupnya.

Sumber: