Jawa Barat Kejar Target Investasi Rp270 Triliun pada 2025
![Jawa Barat Kejar Target Investasi Rp270 Triliun pada 2025](https://radarjabar.disway.id/upload/67af7a69204db9d5777a5230c0fee6ae.jpg)
Kegiatan manufaktur dan produksi yang berlangsung di kawasan industri yang terletak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.--Antaranews.com
Kenaikan ini menunjukkan bahwa Jawa Barat tetap menjadi tujuan utama bagi para investor, baik dari dalam maupun luar negeri, yang melihat potensi besar dalam berbagai sektor industri di provinsi ini.
Realisasi investasi di Jawa Barat pada tahun 2024 terdiri dari dua sumber utama, yaitu penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dari total investasi yang masuk, PMA menyumbang sebesar Rp149,5 triliun, sementara PMDN mencapai Rp101,54 triliun.
Kontribusi besar dari investasi asing menunjukkan bahwa Jawa Barat masih menjadi wilayah yang menarik bagi investor global, terutama karena faktor infrastruktur yang memadai, sumber daya manusia yang kompetitif, serta lingkungan bisnis yang kondusif.
Secara geografis, investasi di Jawa Barat terpusat di lima kabupaten dan kota, dengan empat di antaranya berada di wilayah utara. Wilayah ini mendominasi dengan porsi investasi mencapai 75 persen dari total investasi di Jawa Barat.
Hal ini mengindikasikan bahwa daerah utara Jawa Barat masih menjadi magnet utama bagi investor, terutama karena aksesibilitas yang baik, keberadaan kawasan industri yang berkembang pesat, serta kedekatan dengan jalur distribusi strategis, seperti pelabuhan dan jalan tol utama.
Dampak positif dari investasi ini juga terlihat dalam aspek penyerapan tenaga kerja. Baik investasi PMA maupun PMDN berkontribusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan yang tersebar di berbagai sektor. Meskipun penyebaran tenaga kerja relatif merata, sebagian besar proyek investasi memang masih terkonsentrasi di wilayah utara Jawa Barat.
Menariknya, meskipun jumlah proyek investasi di beberapa daerah, seperti Kabupaten Bekasi dan Karawang, terbilang lebih sedikit dibandingkan daerah lain, hal ini tidak berarti investasi di wilayah tersebut rendah. Justru, jumlah proyek yang lebih sedikit mengindikasikan bahwa investasi yang masuk ke daerah ini merupakan investasi dalam skala besar.
Investasi besar ini umumnya berasal dari perusahaan multinasional yang membutuhkan lahan luas, tenaga kerja terampil, serta infrastruktur yang mendukung operasional industri dalam jangka panjang.
"Kami optimistis tahun ini investasi Jabar masih tertinggi nasional," katanya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muslimin Anwar menyatakan keyakinannya bahwa investasi di Jabar akan tumbuh antara 7 sampai 8 persen dari tahun lalu.
Pendorong pertumbuhan investasi di antaranya kondisi dalam negeri yang kondusif pasca Pilpres dan Pilkada 2024, serta segera dilantiknya kepala daerah.
"Setelah kepala daerah resmi dilantik, investor yang dalam posisi menunggu akan mulai bergerak. Sehingga diharapkan kepala daerah mendukung langkah peningkatan investasi di Jabar terutama dalam membuat peraturan daerah," tuturnya.
Muslimin juga optimistis Jabar akan terus menjadi magnet investasi setelah tingkat daya saing global Indonesia naik ke rangking 27 (IMD World Competitiveness Ranking).
"Belum pernah kita di posisi ini, artinya kepercayaan global sudah semakin baik, kemudahan perijinan dan kita sudah dianggap cukup efisien dalam pengurusan perijinan investasi," tuturnya.
Sumber: