Penyerahan Jaket sebagai Reward Perjuangan anak-anak Paskibra SDN 2 Cipanas

Penyerahan Jaket sebagai Reward Perjuangan anak-anak Paskibra SDN 2 Cipanas

Penyerahan Jaket sebagai Reward Perjuangan anak-anak Paskibra SDN 2 Cipanas--

Kab BANDUNG - Sabtu, 1 Februari 2025 diadakan acara penyerahan Jaket anggota Paskibra SDN 2 Cipanas kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat untuk tahun ajaran 2024-2025. Kegiatan penyerahan Jaket diisi dengan games, evaluasi lomba selama satu tahun ajaran dan diakhiri dengan pemakaian jaket oleh anggota Paskibra.

Untuk mendapatkan jaket itu tidaklah mudah, ada syarat tersendiri yang harus dilakukan oleh anggota Paskibra SDN 2 Cipanas, yaitu:

  1. Mengikuti lomba selama 1 tahun ajaran
  2. Disiplin dan tidak melakukan pelanggaran selama menjadi anggota
  3. Kuat dan bertahan mengikuti program ekstrakulikuler Paskibra selama setahun.

Hal itu dilakukan untuk melatih mental berjuang, bertahan dan konsisten dari para anggota dalam keputusannya bergabung dalam organisasi Paskibra.

"Ya tidak mudah meraih jaket dikarenakan jaket sebagai simbol ketaatan anggota pada organisasi yang dipilihnya. Anak-anak harus belajar mencintai dan menjaga nama baik jaket yang dikenakannya karena tidak mudah meraihnya" Jelas Bu Tuti Kartika, M. Pd. Sebagai Pembina Paskibra SDN 2 Cipanas.

Lebih jauh pembina menjelaskan, "banyak anggota yang tidak kuat bertahan sampai akhir tahun ajaran. Kebanyakan gugur di lomba kedua sedang lomba yang diprogramkan ada 4 kali dalam satu tahun ajaran, oleh karena itu yang kuat dan bertahan sudah seharusnya mendapatkan hadiah. Jaket inilah sebagai reward atas dedikasinya."

BACA JUGA:Calon Paskibraka Disuntik Vitamin Jelang Upacara Kemerdekaan di IKN

BACA JUGA:Paskibraka 2024: Pembagian Tim Nusantara Baru dan Indonesia Maju dalam Proklamasi Kemerdekaan

Senada dengan Pembina Paskibra, pelatih Paskibra Kang Yoga Eka Prawira mengatakan bahwa Kebanyakan anak-anak menyerah karena tidak bisa konsisten dalam latihan yang dilaksanakan seminggu sekali dengan durasi latihan 2 jam. Alasan utama anak-anak adalah cape".

Yang menarik dari pelatihan mental yang dilakukan diPaskibra SDN 2 Cipanas adalah pelatihan dilakukan dengan cara yang berbeda. Pelatihan mental pertama dilakukan pada lomba pertama, pasukan sengaja ditampilkan tidak menggunakan kostum Paskibra seperti biasanya sampai anak merasakan bagaimana mindernya diantara para peserta lain. Dari sini muncul motivasi pada diri anak-anak paskibra agar bisa sama dengan yang lain. Sehingga di lomba kedua anak-anak berjuang lebih keras lagi dalam latihannya karena ingin lomba dengan kostum yang sama dengan peserta lain. Motivasi itu memunculkan semangat tinggi dengan naiknya level juara yang di raih.

Lomba ketiga dengan semangat yang sangat tinggi dan sudah muncul kepercayaan diri dengan kemampuannya menjadi puncak kesuksesan anak-anak dengan diraihnya level juara yang semakin baik. Justru inilah yang menjadi titik jatuhnya anak karena merasa timnya paling bagus paling hebat dan yakin akan terus naik prestasinya sehingga mulai tumbuh kesombongan. Sifat inilah yang akhirnya mengguncang tim. Banyak yang mundur, menyepelekan latihan dan bertindak ceroboh.

Lomba keempat mengalami penurunan level. Tentu saja hal itu memunculkan rasa kecewa, ingin menyerah dan tidak ada motivasi.

Dalam kondisi ini, peran pelatih dan pembina sangat dibutuhkan. Mengevaluasi, membimbing, mengarahkan dan membawa anak-anak pada pengevaluasian diri sampai menemukan titik kesalahan dirinya untuk kemudian dibimbing, diarahkan dan dilatih kembali dengan mental yang lebih baik.

Pelatih menjelaskan bahwa dalam tim Jangan saling menyalahkan, belajar mensyukuri yang sudah diraih tim karena itu sudah menjadi rizki dari tim. Jelas pelatih kang Yoga Eka Prawira dalam evaluasinya. Sebagai pelatih, beliau berusaha membimbing anak didiknya untuk lebih kuat.

Lebih jauh lagi beliau mengatakan bahwa "Kalau mau menyalahkan atas kegagalan di lomba terakhir, pelatihlah yang patut disalahkan atas kegagalan timnya karena tidak dapat menjadikan pasukan menjadi pemenang.

Sumber: